PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID BELOPA -- MIRAINESIA adalah startup sosial yang dibuat oleh Ahmadi (Madi) dari Indonesia dan Yutaka dari Jepang.
Pertemuan antara keduanya dimulai ketika Yutaka bergabung dengan sukarelawan sebagai Guru Bahasa Inggris di Belopa, Madi, Sulawesi Selatan. Besar di negara yang kaya secara ekonomi di Jepang, Yutaka terpesona oleh keindahan alam pedesaan Indonesia dan kebaikan orang-orangnya. Di sisi lain, Dia memperhatikan berbagai masalah lokal seperti pendidikan, lingkungan, peluang kerja, dan ekonomi.
Madi adalah seorang guru yang mengajar Bahasa Inggris kepada penduduk setempat di sebuah desa kecil, ia juga seorang penggiat seni yang membuat apa saja dari sumber daya alam seperti daun pisang, abu, sampah, dll, dan juga memiliki kepemimpinan untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial. Keduanya bertemu dalam program sukarela dan memutuskan untuk menyatukan konsep dalam bentuk MIRAINESIA.
Nama MIRAINESIA dalam bahasa Jepang adalah masa depan di tambah dengan akhiran Nesia yang berarti masa depan Indonesia. Kami ingin menyelesaikan masalah lokal di Indonesia dan menciptakan masa depan Indonesia melalui layanan dan kegiatan yang kami sediakan.
Di gerai UMKM ini, sebagian besar karyawannya adalah penyandang disabilitas.
Pelbagai produk ramah lingkungan dari bahan daur ulang dibuatnya. Bahkan kini merambah pasar internasional, seperti ke Italia.
Dengan dasar inilah, pihak Pertamina MOR VII Sulawesi terpanggil untuk melakukan pendampingan dan bantuan peralatan produksi. (idr)
Pak Mustafa (50), sedang menghaluskan permukaan batok kelapa dengan menggunakan mesin amplas di tempat usahamikro ramah lingkungan ‘Mirainesia’ yang berlokasi di Lingkungan Jawaro, Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu,Selasa 19 Oktober 2021. Pak Mustafa adalah salah satu pekerja disabilitas yang diberdayakan Founder Miranesia, AhmadiAbbas. Produk yang dihasilkan diantaranya gelas, teko dari batok kelapa. Lalu, piring yang terbuat dari pelepah pinang dandaun pisang, serta gelas bambu dan pipet bambu. Produk-produk ini bahkan sudah merambah pasar internasional, sepertiItalia dan Amerika. Usaha ini sudah masuk binaan dari Pertamina Patra Niaga Sulawesi. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POSPak Mustafa (50), sedang memperlihatkan hasil karyanya berupa suvenir dari batok kelapa yang diolah denganmenggunakan mesin amplas di tempat usaha mikro ramah lingkungan ‘Mirainesia’ yang berlokasi di Lingkungan Jawaro, Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Selasa 19 Oktober 2021. Pak Mustafa adalah salah satu pekerja disabilitasyang diberdayakan Founder Miranesia, Ahmadi Abbas. Produk yang dihasilkan diantaranya gelas, teko dari batok kelapa.Lalu, piring yang terbuat dari pelepah pinang dan daun pisang, serta gelas bambu dan pipet bambu. Produk-produk inibahkan sudah merambah pasar internasional, seperti Italia dan Amerika. Usaha ini sudah masuk binaan dari Pertamina Patra Niaga Sulawesi. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS