* Lanjutan Kasus Penganiayaan Imam Masjid di Belopa
BELOPA — Polres Luwu hingga saat ini masih mendalami kasus tindak penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya nyawa Pengurus sekaligus Imam Masjid Nurul Ikhwan Kelurahan Senga, Yusuf Katubi Opu Dg Parebba (71 tahun). Hingga saat ini pihak Polres Luwu menyatakan tersangka hanya pemuda berinisial AP (21 tahun).
Kapolres Luwu AKBP Fajar Dani Susanto, SIK, MH, yang ditemui Harian Palopo Pos, Selasa (4/1) mengungkapkan, pihaknya sudah memeriksa AP sebagai satu-satunya tersangka yang menyebabkan hillangnya nyawa almarhum Yusuf Katubi Opu Dg Parebba.
“Kronologis peristiwa sudah kita sampaikan beberapa waktu lalu. Dan hingga saat ini hanya AP yang menjadi tersangka dan saat ini sudah kita tahan. Untuk informasi lebih lanjut, akan kami sampaikan Rabu besok,” ungkap Fajar Dani Susanto yang ditemui di ruang kerjanya di Mapolres Luwu di Belopa
Fajar juga menyatakan, tidak benar ada informasi bahwa AP ditemukan sedang berduaan di area Masjid Nurul Ikhwan yang berujung terjadinya tindak penganiayaan terhadap Yusuf Katubi Opu Dg Parebba.
“Kronologis hingga terjadinya tindak penganiayaan diawali dengan percekcokan saat almarhum Yusuf Opu Daeng Parebba nyaris ditabrak oleh AP yang menggunakan sepeda motor di jalan raya, karena ditegur AP tidak menerima baik dan akhirnya terjadi tindak penganiayaan,” kata Fajar Dani.
Akibat tindak penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya nyawa Yusuf Katubi Opu Dg Parebba, AP yang dalam kondisi fisik normal dan tidak terdapat gangguan jiwa ini terancam diganjar hukuman berat karena dikenakan pasal berlapis.
Oleh Polres Luwu AP akan di kenakan pasal 340 subsidair pasal 338 subsidair pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang tindak pidana pembunuhan dengan ancaman hukuman berat.
Informasi yang dihimpun Harian Palopo Pos, Yusuf Opu Dg Parebba berdasarkan CCTV Masjid Nurul Ikhwan yang beredar, almarhum dianiaya oknum bernama AP (21 tahun) yang sempat cekcok dengan Yusuf Dg Parebba. Dari rekaman CCTV, Yusuf Dg Parebba berjalan menuju teras masjid, namun ia terus di buntuti dari belakang oleh AP. Setiba di pintu teras masjid AP malah bertindak tidak sopan dengan membentak Yusuf Opu Dg Parebba.
Tidak sampai disitu, dalam rekaman CCTV berdurasi 29 detik itu, anak muda yang mengenakan baju kaos oblong putih dan celana pendek itu bahkan berani mengambil sejadah Yusuf Opu Dg Parebba yang melingkar di lehernya lalu digunakan memukul Yusuf bahkan menggunakan kepalan tangan.
Tidak sampai disitu, diduga AP terus menganiaya orang tua lanjut usia yang dikenal sangat baik oleh masyarakat di Senga itu menggunakan batu yang menyebabkan luka parah di bagian wajah dan kepala Yusuf Opu Dg Parebba hingga berlumuran darah. Hal ini dibuktikan dengan adanya barang bukti yang disita Sat Reskrim Polres Luwu, berupa batu, sandal berwarna hitam, dan lap kaki yang berlumuran darah serta mengamankan barang bukti berupa CCTV Masjid Nurul Ikhwan.
Terpisah, Sudirman, juga Imam Masjid Nurul Ikhwan Senga, sebagai saksi yang pertama kali melihat Yusuf Katubi Opu Dg Parebba tergeletak di teras Masjid Nurul Ikhwan Senga, Selasa (4/1) mengatakan, subuh itu ia menuju Masjid Nurul Ikhwan Senga untuk menunaikan salat subuh berjamaah. Saat tiba di lokasi masjid Nurul Ikhwan Senga, Sudirman kaget melihat korban sudah tergeletak berlumuran darah di teras masjid. Dia kemudian mendekati korban dan berusaha memberikan pertolongan.
“Awalnya saya tidak kenal, karena wajahnya memar dan berlumuran darah. Saya sempat tanya, tapi hanya dijawab dengan isyarat tangan, sudah tidak bisa bicara,” kata Sudirman, Selasa (4/1).
Setelah memastikan korban adalah imam masjid, Sudirman kemudian bergegas mencari bantuan dan mendatangi rumah korban yang berjarak beberapa meter dari Masjid. Sudirman lalu berteriak minta tolong warga dan keluarga almarhum langsung berdatangan.
“Warga dan keluarga korban kaget, saya kemudian menyampaikan peristiwa itu. Kami kemudian beramai-ramai datang ke masjid lalu menghubungi ambulance. Korban lalu dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulance,” katanya.
Di mata Sudirman, almarhum adalah pribadi yang sangat baik dan tidak pernah meninggalkan salat lima waktu berjamaah. Sebagai sahabat yang sangat dekat dengan almarhum, Sudirman sangat terpukul dan kehilangan sosok orang tua yang sering berbagi.
“Almarhum juga tidak pernah berselisih paham dengan jemaah di Masjid Al Ikhwan Senga,” kata Sudirman (and/idr)