Vaksin Booster Masih Tunggu Jadwal

  • Bagikan

* Dr Ishaq: Jumlah Sasaran Belum Ditetapkan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA— Pemerintah pusat mulai melaksanakan vaksin boster pada Rabu, 12 Januari 2022. Sasarannya, warga yang sudah vaksin kedua dengan interval waktu minimal enam bulan.

Di Palopo, warga yang sudah vaksin dosis kedua mencapai 57,65 persen dari total sasaran 141.380 orang. Setelah dikalkulasi, jumlahnya 81.505 orang.

Hanya saja, hingga kemarin, Pemkot belum menetapkan jumlah sasaran vaksin boster.

”Belum ada, tapi yang akan divaksin booster minimal interval 6 bulan dari dosis kedua,” sebut Juru Bicara Satgas Covid-19 Palopo, Dr Ishaq Iskandar MKes MM saat dikonfirmasi soal jumlah sasaran vaksin boster, Rabu kemarin.

Mengenai waktu vaksin booster Palopo, Dr Ishaq mengatakan, belum ada jadwal. “Tunggu info selanjutnya dari pusat dan provinsi,” katanya lagi.

Dijelaskan Dr Ishaq yang juga Asisten III Pemkot, Presiden Jokowi telah memutuskan vaksin booster gratis untuk seluruh rakyat Indonesia mulai 12 Januari 2022.

Sesuai dengan rekomendasi WHO, pemberian vaksin booster/dosis lanjutan yang akan dirancang oleh pemerintah dengan pemberian yang diutamakan untuk populasi yang berisiko tinggi yaitu lansia, tenaga kesehatan, dan kelompok individu yang memiliki masalah sistem imun/kekebalan (immuno-compromized).

Data imunogenisitas dari pengamatan hasil uji klinik dari semua vaksin Covid-19 menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi yang significantly menurun sampai di bawah 30%, terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer yang lengkap.

***

Sebagaimana dirilis Dr Ishaq, Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut titer antibodi yang didapatkan warga pasca vaksinasi Covid-19 terpantau mengalami penurunan, sehingga dibutuhkan suntikan antigen baru melalui vaksinasi booster untuk memberikan perlindungan tambahan.

“Data imunogenisitas dari pengamatan hasil uji klinik dari semua vaksin Covid-19 menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi yang significantly menurun sampai di bawah 30 persen, terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer yang lengkap,” kata Penny dalam konferensi pers, Senin (10/1).

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mencatat sejauh ini kasus varian Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus. Kendati mayoritas imported case atau berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, namun 50 kasus di antaranya merupakan kasus transmisi lokal.

Puncak kasus sekitar minggu pertama atau kedua Februari 2022.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Alexander K. Ginting menilai saat ini kenaikan kasus harian virus corona di Indonesia belum menunjukkan gelombang menuju puncak.

“Gelombangnya nanti akan berubah jadi riak-riak yang mengalun-ngalun saja, terjadi setelah 4-6 minggu pasca liburan,” kata Alex saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (11/1).

Alex lantas meminta pemerintah daerah sigap melakukan micro lockdown apabila ditemukan klaster transmisi komunitas di lingkungannya, terutama akibat sebaran varian Omicron. (ikh)

  • Bagikan