Titah YM Datu di Acara Makkasiwiang

  • Bagikan

* Hari Pertama Menghadap Kemaddikaan Ponrang, Makole Baebunta, dan Makole Wawa Inia Rahampu’u Matano

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Datu Luwu, Andi Maradang Macculau mengharapkan tatanan adat agar tetap terjaga. Selain itu ia berharap agar para pemangku adat betul-betul memahami ketokohan dan menjadi cerminan masyarakat.

“Saya minta pemangku adat untuk fahami betul, bahwa saya adalah diri anda, dan diri anda ada dalam diri saya,”titah Datu Luwu saat acara Makkasiwiang atau menghadap Datu Luwu yang dilakukan oleh Kemaddikaan Ponrang, Selasa 18 Januari 2022.

Kepada para pemangku adat ia menyampaikan bahwa ia tak ingin tatanan kedepan ada yang merusak tatanan adat yang sudah terbangun. Sebab, ungkap Datu Luwu, Di Luwu Raya ini ada buah manis, nah jangan sampai manisnya ini merusak semua tatanan yang ada. “Sebagai tokoh adat itu haris dijaga, satu saja kau melakukan kesalahan maka seluruh bangunannya akan roboh,” tutur Datu Luwu.

Makkasiwiang ini adalah rangkaian dari kegiatan Pekan Budaya Tana Luwu,dimana dilakukan oleh semua pemangku adat. Pada pagi kemarin, Kemaddikaan Ponrang yang dipimpin oleh Maddika Ponrang, H Andi Saddawero Kira bersama pemangku adat lainnya yakni Arung Senga, diwakili oleh Andi Saddakati, Arung Larompong, Andi Fahri, Rajang Balo-balo, Andi Mandai, Sangarua Baki, Jannang Cilallang, Arung Laua, Parengnge Kande Api dan lembaga adat di Kamaddikangang Ponrang.

La Maradang macculau dikesempatan itu menyampaikan tiga programnya yang harus terwujud sebagaimana keinginan Datu Luwu, Andi Djemma yakni bagaiman menjadikan Luwu Raya ini menjadi Provinsi, kemudian mengembalikan kawasan lalebatta Palopo dan pendirian pusat studi I Lagaligo.

Di awal titahnya, Datu Luwu menyampaikan jika kita bersatu menjunjung tinggi alabireng maka tak akan ada yang bisa memisahkan antara satu dengan lainnya. Itu terlihat dari kehadiran para pemangku adat yang datang tanpa perinta apalagi paksaan melainkan untuk menjalankan tatanan adat Luwu.

Dan kehadiran pemabu adat ini juga menunjukkan antara kedatuan dan tokoh adat terjalin baik, karena memang tidak ada alasan apapun baik politik, ekonomi yang membuat kita terpecah belah. “Dan saya merasa terharu dan sekaligus bangga bahwa inilah Wija to Luwu yang sebenarnya,” ucap Datu Luwu.

Sementara itu, H Andi Saddawero Kira, terkait titah datu yang diwawancara usai Makkasiwiang tersebut mengatakan bahwa apa yang menjadi titah Datu sudah menjadi keharusan untuk dilakukan. “Apapun tidah Datu, kami siap mendukung dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan apalagi ini adalah mengenai kemaslahatan masyarakat luas,”ujarnya.

Jika Datu sudah bertitah, kata penerus Andi Kira ini, maka harga mati bagi semua lembaga adat yang berada di bawah Kedatuan Luwu untuk mendukung dan siap untuk bekerja.(ald/idr)

  • Bagikan