PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA–Keberadaan pabrik pengolahan minyak goreng Boka’ sangat diharapkan kehadirannya beroperasi di tengah kelangkaan minyak goreng (migor) saat ini. Namun kondisinya rusak dan bisa beroperasi lagi. Sementara untuk tahun ini tak ada penganggaran untuk melakukan perbaikan terhadap pabrik tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan, Burhan Nurdin yang dihubungi Palopo Pos kemarin membenarkan bahwa pabrik itu tidak berfungsi alias dalam kondisi rusak. “Ada yang mau diperbaiki di mesin itu, sementara tidak ada anggaran untuk perbaikan, begitupun operationalnya,” ungkap Burhan Nurdin via Whatsapp.
Tidak dianggarkannnya perbaikan mesin pengolahan Boka itu lantaran dialihkan untuk penanganan Covid-19, pabrik milik Pemkot di Dinas Perdagangan yang berfungsi saat ini adalah Sagu dan Coklat.
Ia menjelaskan bahwa alat produksi Minyak Goreng yang dimiliki ini tidak tepat untuk skala produksi massal, boka belum bisa memenuhi hal itu.
“Memang momentumnya bagus untuk melakukan produksi, tapi untuk dilakukamn secara massiv belum bisa karena kemampuan produksinya sangat kecil, bisanya hanya sekitar 150 kilogram per hari, belum lagi bahan baku utama yakni sawit,”ucapnya.
Disampaikan bahwa kemampuan mesin pembuat minyak goreng ini lebih dominan pada fungsi pelatihan saja mulai dari membuat hingga kemasan.
Sementara itu Komisi III DPRD Palopo yang bermitra dengan DInas Perdagangan melalui Ketua Komisi, Steven Hamdani saat dikonfirmasi kemarin enggan memberikan tanggapan banyak terkait pabrik boka yang sudah tidak beroperasi lagi lantaran rusak dan tidak memiliki biaya operational.
“Untuk sementara ini, tentu semua pihak baik dari eksekutif maupun legislatif selalu berkoordinasi terkait dari program-program yang direncanakan oleh Pemerintah, baik asas manfaat maupun kendalanya.,”kata Steven.
Kenapa tidak masuk dalam penganggaran tahun ini?, ia mengatakan bahwa sudah terfikirkan baik di legislatif maupun eksekutif, baik kendala maupun asas manfaatnya. “Persoalan anggaran perbaikan, tidak serta merta ketika rusak dapat langsung dianggarkan. Yang jelas legislatif dan eksekutif akan berkoordinasi terkait setiap program baik kendala maupun asas manfaatnya,”tandasnya.
Diketahui pabrik minyak goreng ‘Boka’yang pernah didengungkan oleh Pemerintah Kota Palopo saat awal awal pengoperasian. Dimana pengoperasian pabrik ini diresmikan langsung oleh gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo saat itu pada tahun 2016 bertepatan dengan HUT Palopo ke 14 tahun.
SYL kepada kepada media saat itu mengatakan Kota Palopo sangatlah kreatif menghadirikan pabrik. “Pemerintah Kota Palopo sangat kreatif bisa memanfaatkan potensi yang ada di daerah ini. Minyak goreng Boka ini nanti akan bisa bersaing dengan produk-produk lainnya,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, momentum kelangkaan minyak goreng ini menjadi peluang bagi produksi lokal seperti merek Boka’ yang memiliki pabrik di Jl Ratulangi, Kelurahan Mancani, Kecamatan Telluwanua. Vakumnya pabrik tersebut membuat pengamat ekonomi dan Bisnis Unanda Palopo, Rafiqa Asaf, menilai Pemkot Palopo tidak serius dalam membangun pabrik itu. (ald)