PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA–Keberadaan mesin pengelolaan Boka Palopo mendapat sorotan. Pasalnya, mesin yang menelan anggaran miliaran rupiah itu tidak pernah difungsikan dan justru mengalami kerusakan.
Anggota DPRD Palopo, Herawati Masdin yang dimintai tanggapanya soal itu mengaku heran terkait kerusakan mesin Boka milik Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo yang kini di bawah naungan Dinas Perindustrian itu. “Mesin itu tidak pernah beroperasi tapi kenapa bisa rusak?,” ucapHerawati.
Menurut Herawati, pengadaan mesin pengelolaan Boka itu diadakan pada 2016 lalu melalui APBD Kota Palopo. Dirinya yang pada waktu itu menduduki komisi tiga yang membidangi soal itu bahwa tujuan diadakannya mesin Boka itu untuk membantu menopang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Palopo melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) kala itu sebelum perangkat daerah atau Dinas tersebut dipecah menjadi tiga. “Seingat saya anggaran untuk pembeliannya Rp1,2 miliar. Waktu itu saya di komisi tiga yang membidangi soal itu,” ujar Herawati.
Sementara itu, di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini, legislator asal PAN ini ikut menyayangkan sikap pihak Pemkot Palopo sebab ketidakmampuan Pemkot Palopo mengatasi kelangkaan minyak goreng. “Idealnya, di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini bisa diatasi dengan adanya Boka. Sebab, mesin pengelolaannya ada,” katanya.
Legislator dua periode itu menambahkan, sejak adanya kelangkaan minyak goreng ini hampir semua masyarakat mengeluhkan. “Seperti reses yang kami lakukan saat ini, dominan masyarakat mempertanyakan masalah minyak goreng,” ucap Herawati.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian, Burhan Nurdin yang dihubungi Palopo Pos membenarkan bahwa pabrik itu tidak berfungsi alias dalam kondisi rusak.
Tidak dianggarkannnya perbaikan mesin pengolahan Boka itu lantaran dialihkan untuk penanganan Covid-19, hanya yang berfungsi saat ini adalah alat pengelolaan Sagu dan Coklat.
Ia menjelaskan bahwa alat produksi minyak goreng yang dimiliki ini tidak tepat untuk skala produksi massal, boka belum bisa memenuhi hal itu. (rul-ald)