Hidupkan Kembali Home Industri ‘Boka’

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Saat ini, masyarakat sulit mendapatkan minyak goreng (Migor). Untuk membelinya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter, harus antre di ritel moderen. Itu pun belum tentu dapat.

Sementara di pasar tradisional harganya sangat tinggi, mencapai Rp50 ribu per dua liter atau Rp25 ribu per liter. Kenaikannya hampir dua kali lipat dari HET.

Terbatasnya stok Migor di pasaran dalam beberapa bulan terakhir, memunculkan wacana untuk menghidupkan home industri atau industri rumah tangga minyak kelapa alias ‘boka’. Dengan demikian, kebutuhan Migor bisa ditutupi dengan boka tersebut.

Akademisi yang juga Pemerhati Budaya Tana Luwu, Sharma Hadeyang SE MSi yang dimintai tanggapannya, Rabu, 9 Maret 2022, merespon positif wacana tersebut. Disamping untuk menaikkan pendapatan masyarakat, juga menggairahkan kembali produk lokal masyarakat Tana Luwu.

”Sebenarnya kalau masyarakat mau bentuk usaha UMKM produksi minyak goreng asli, sangat bagus karena benar-benar bersumber dari santan kelapa murni tanpa menggunakan zat pengawet dan zat pewarna. Artinya jauh lebih hygienis,” jelasnya.

Cuma kendalanya, buah kelapa yang merupakan bahan baku boka tentu sudah terbatas. Mengingat banyak petani yang sudah mengganti tanaman kelapa dengan jenis tanaman lain yang dianggap lebih produktif.
Sementara Mama Bunga, salah seorang penjual barang campuran di Pasar Andi Tadda (PAT) Palopo yang ditemui Palopo Pos, Rabu siang, mengungkapan, boka atau minyak kelapa asli sudah tidak ada lagi dijual di PAT.

”Dulu ji ada, lama sekali mi, waktu masih pasar yang lama (sebelum renovasi PAT, tahun 2010 ke bawah). Harganya waktu itu Rp12 ribu per liter. Sekarang tidak pernah mi ada,” sambung Mama Ifa, juga penjual barang campuran PAT.

Mereka juga mengungkapkan, sejak Januari 2022, baru dua kali kampas bawa Migor kemasan di PAT. Sekarang ini, mereka beli Migor dari penjual diluar PAT seharga Rp45 ribu per dua liter. Lalu menjualnya lagi Rp48 ribu per dua liter.

Salah seorang penjual barang campuran di dekat lods penjual ikan Pusat Niaga Palopo (PNP) yang ditemui Palopo Pos secara terpisah, Rabu siang, mengatakan, ia pernah membuat minyak kelapa asli tapi rugi.

”Tiga puluh buah kepala, jadinya hanya lima liter. Harga kelapa tua paling kurang Rp5.000 per buah, ada yang Rp6 ribu. Rugi. Apalagi orang sekarang lebih suka pakai minyak goreng kemasan. Lebih praktis dan murah,” ucapnya.

Biasanya orang di kampung yang punya kelapa, yang produksi sendiri boka. Mereka tidak beli kelapa untuk bahan baku. Sehingga kalau dijual dengan harga Rp12 ribu per liter (harga lama), tidak ada ruginya.

Kalkulasi Palopo Pos berdasarkan data penjual di PNP, untuk memproduksi satu liter boka, butuh enam buah kelapa muda dengan harga Rp5 ribu/buah. Total biaya bahan baku Rp30 ribu. Itu belum termasuk biaya bahan bakar, ongkos kerja, dan lainnya.

Masih sesuai info penjual tersebut, keunggulan boka yakni harum, tanpa bahan pengawet, dan bisa dijadikan obat. Sedang kelemahannya, masa kedaluwarsa relatif cepat, hanya sekira dua pekan sudah lain baunya.

Hal senada juga dikatakan Ketua DPRD Kota Palopo, Dr Hj Nurhaenih M.Kes.
Politisi Golkar ini mendorong masyarakat di daerah yang banyak terdapat pohon kelapa, agar kembali membuat ‘Boka’, daripada harus antri dan berdesakan mendapatkan migor yang stoknya sedikit.

Hal itu disampaikan Ketua DPRD di sela-sela reses hari ketiga di halaman Kantor Kecamatan Sendana, Rabu 9 Maret 2022.
Dr Hj Nurhaenih yang juga mantan ketua wanita pengusaha Kota Palopo menilai, kelangkaan dan kesulitan masyarakat mendapatkan minyak goreng sekarang ini dapat teratasi dengan kembalinya diproduksi masif Boka.

“Di Kecamatan Sendana ini banyak pohon kelapa. Ibu-ibunya bisa kembali memanfaatkan kelapa tua untuk membuat Boka (minyak kelapa). Skala rumah tangga saja, untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Ketua DPRD disaksikan sejumlah anggota DPRD Palopo yang hadir.

Lanjutnya, selain di Sendana, daerah Telluwanua, Mungkajang, dan Wara Selatan sangat potensial diproduksi Boka. (ikh-idr)

  • Bagikan

Exit mobile version