PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Pameran Tunggal Lukisan Armin Mustamin Toputiri (mantan anggota DPRD Sulsel asal Tana Luwu) yang berlangsung di Hotel Claro Makassar 12-17 Maret 2022, terbilang sukses.
Ketua Komisi II DPR-RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung berkesempatan mengunjungi Pameran Tunggal Lukisan dengan tema “Zoon Politicon” tersebut pada hari pembukaan, Sabtu, 12 Maret lalu. Politis Golkar ini membeli lukisan berjudul “Demonstruk” dengan harga fantastis Rp100 juta.
Demikian diungkapkan Tim Media Pameran Tunggal Zoon Politicon, Nasruddin Upel yang dihubungi Palopo Pos, via WA-nya, Senin, 14 Maret 2022.
Menurutnya, selain itu, mantan anggota DPRD Sulsel Misriani juga membeli lukisan Armin TP dengan harga Rp50 juta. Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari juga memboyong lukisan Armin berjudul “Sidang Paripurna” dengan harga fantastis.
”Pribadi saya mengucapkan terima kasih kedatangan Bung Doli, dan yang lebih membahagiakan tim manajemen pameran ini karena Bung Doli menyempatkan memboyong sehelai lukisan berjudul “Demonstruk” dengan mahar fantastis,” sebut Armin melalui akun facebooknya.
”Semoga lukisan “Demonstruk” itu menjadi persaksian hidup antara saya selaku penggoresnya dan Bung Doli sebagai pengoleksinya, terlebih lagi bagi kemaslahatan generasi kita berikutnya,” katanya lagi.
Selain itu, Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartikasari juga memboyong lukisan Armin TP. Dalam kunjungan pada pameran tersebut, Sabtu petang, anggota DPRD Sulsel dua periode ini, juga memboyong lukisan berjudul “Sidang Paripurna”.
”Argumen kenapa ia memahar dan memilih judul karya lukis itu, sejak kemarin telah ramai diberitakan media cetak dan online. Terima kasih de Andi Ina, sukseski Bu Ketua DPRD Sulsel, semoga lukisan yang diboyong, ikut memberi arti, makna dan nilai sejarah, seperti koleksi lukisan Andi Ina yang lain,” kata Armin.
55 LUKISAN
Pameran tunggal karya lukis Armin Mustamin Toputiri resmi dimulai, Sabtu, 12 Maret 2022. Ada 55 dari 126 karya yang dihasilkan Armin selama setahun melukis dipamerkan pada ajang di Claro Hotel Makassar ini. Pameran akan berlangsung hingga 17 Maret 2022.
Hadir sebagai kurator, Kuss Indarto dari Yogyakarta yang punya pengalaman di galeri nasional. Kuss dalam sambutannya sebelum pembukaan pameran di ruang Mahoni 1 ini memuji karya Armin Mustamin Toputiri sebagai lukisan yang menggugah.
“Karya seni khususnya lukisan sekarang ini tidak bisa lagi sekadar memamer keindahan. Tapi harus kaya ide dan gagasan,” ungkapnya.
Lebih dari itu, lanjutnya, lukisan itu harus bisa dilihat dari sisi inspiratif atau tidaknya. Juga apa karya tersebut bisa menggugah.
“Sebab seni itu tidak bisa lepas dari masyarakat di mana ia hadir. Justru tanggung jawab karya seni itu menangkap luka-luka yang ada di masyarakat,” katanya.
Karya Armin Mustamin, lanjutnya, benar-benar mengejutkan. Semua temanya soal sosial politik. “Maka saya bisa menyebutnya sebagai political diary,” kata kurator yang sudah mengkuratori ratusan pelukis ini.
“Sungguh ini menjadi peristiwa langka. Seorang politisi bergerak di dunia berbeda dengan menjadi pelukis,” katanya.
Ia pun secara khusus mengaku mencari-cari titik temu antara politik dan pelukis sebagai seni. Rupanya titik temunya pada kreativitas. “Sama-sama punya teknik, strategi dan siasat,” paparnya.
Putri tunggal Armin Toputiri, Salsabila yang membuka pameran secara resmi membongkar kebiasaan ayahnya selama setahun terakhir menggeluti seni lukis. “Saya tahu ayah senang seni dari dulu. Tapi ia hanya mengoleksi lukisan. Beberapa koleksinya kadang membuat badmood kala ditanya berapa harganya,” ungkap siswi SMAN 1 Makassar ini.
Ia juga mengenal ayahnya dekat dengan seniman. Tapi melukis benar-benar baru setahun belakangan ini. Dan selama melukis, sang ayah hanya meninggalkan kanvas saat ingin makan. Itupun dalam kondisi masih bercamput cat.
“Semoga masyarakat bisa menikmati dan memahami karya-karya ayah saya,” kata Salsabilah yang dipandu Petta Puang sebagai MC acara. (ikh)