PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TANA TORAJA – Para Ahli Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia melakukan penelitian potensi bencana longsor.
Lokasi penelitian berada di dua lokasi yang sering terjadi bencana longsor yakni di Dusun Sangbua, Lembang (Desa) Kaduaja, Kecamatan Gandang Batu Sillanan, dan Dusun Kayangan, Lembang Rano Tengah, Kecamatan Rano, Kabupaten Tana Toraja.
Hasil penelitian atau kondisi geologi daerah bencana gerakan tanah (longsor) dipaparkan Ketua Tim, Dr. Sumaryono didampingi rekannya para ahli di Ruang Kerja Wakil Bupati Tana Toraja, Kecamatan Makale, Sabtu (12/3/2022).
Sumaryono menjelaskan jika potensi longsor susulan di lokasi masih ada, sehingga tiga rumah yang masih berdiri muncul retakan tanah serta rembesan air dengan debit 13 ml/detik sehingga sebaiknya direlokasi.
Selain itu, para tim memperlihatkan gambaran dan rekomendasi kepada pemerintah daerah Tana Toraja melalui pihak penanggulangan bencana agar terus waspada, sebab pergerakan tanah terjadi jika terus terjadi hujan selama tiga hari.
Hadir pada pemaparan Wakil Bupati Tana Toraja, dr Zadrak Tombeg, pihak BPBD, Kominfo, dinas terkait dan Staf Khusus Bupati serta rekan media.
Wabup Zadrak Tombeg setelah menyimak pemaparan ahli, menjelaskan informasi ini penting bagi masyarakat sekitar di dua lembang tersebut sehingga ada kewaspadaan dini.
“Minggu depan kita sudah harus tindaklanjuti rekomendasi dari para ahli vulkanologi, pemerintah harus turun ke warga sekitar untuk menghilangkan kecemasan masyarakat,” ujarnya.
Zadrak menjelaskan pula bahwa, dirinya telah memantau lokasi dan telah berbincang bersama warga terdampak korban longsor dan menunggu kepastian pemerintah daerah untuk membantu menangani longsor susulan.
Terkait langkah relokasi terhadap 7 rumah di Lembang Kaduaja dan 3 rumah di Lembang Rano Tengah, Kata Wabup Zadrak secepatnya akan berkordinasi dengan pemerintah setempat dan segera ditindaklanjuti. (risna)