Tana Luwu Potensial Dibuat Kawasan Agrowisata

  • Bagikan

* Seminar Nasional Kewirausahaan UNCP

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Himpunan Mahasiswa Agribisnis UNCP (Himaris) menggelar seminar nasional tentang kewirausahaan, Jumat 11 Maret 2022 di Aula Gedung H UNCP, Jl Anggrek.

Hadir dalam seminar nasional itu, dua pemateri handal yakni, Ketua KNPI Sulsel, Andi Muhammad Arham Basmin dan pelaku usaha pariwisata Markus Taruk Allo (Pak Max).

Seminar mengangkat tema ‘Menciptakan Entrepreneur Muda Berjiwa Kreatif, Inovatif, dan Adaptif di Era 4.0’.
Dalam keterangannya kepada Palopo Pos, narasumber Markus Taruk Allo mengungkapkan, materi yang diberikan kepadanya soal peluang dan potensi usaha lokal.

Ia menjelaskan, usaha agribisnis bagaimana melihat peluang. Palopo dan Tana Luwu adalah daerah potensi di bidang agribisnis.

“Yang saya tekankan usai seminar ini, bagaimana akademis membangun kerja sama dengan pemerintah daerah. Mahasiswa yang punya prestasi dan kemampuan diberi beasiswa, disekolahkan ke daerah yang sudah terkenal dengan hasil pertaniannya. Kita kirim anak-anak kita ke sana belajar pertanian konfrehensif agar menjadi pengusaha di bidang pertanian. Perlu transfer knowledge,” kata Pak Max, Ahad 13 Maret 2022, kemarin.

Lanjut Pak Max, ia membayangkan ketika ke Bastem saat sosialisasi Perda Pariwisata Sulsel, ia melihat kawasan tersebut sangat luar biasa untuk pengembangan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Di Sulsel, kata Pak Max, produksi apel berasal dari luar Sulsel. Padahal ada daerah kita seperti di Bastem dan Seko yang sangat potensi pertanian apel, anggur, dan peternakan.

“Kalau kita buat kawasan agrowisata di atas (Bastem-Seko). Di situ ditanam apel, anggur, maka kita akan mampu mensuplai kebutuhan apel dan anggur untuk Tana Luwu dan Sulsel, bahkan ekspansi ke Kalimantan atau luar Sulsel,” ujarnya.

Tinggal bagaimana pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan akademisi, buat perda tentang penggunaan lahan ‘mati’. Dalam artian, lahan pertanian yang tidak diolah pemiliknya dapat dikelola oleh kelompok tani sayur dan buah. Karenaproduk ini (apel dan anggur) durasi panennya ada triwulan, per semester, dan setahun. Sehingga lahan ‘mati’ di Tana Luwu dapat dimanfaatkan diberdayakan oleh mahasiswa-mahasiswa.

Yang nantinya kawasan itu jadi kawasan edukasi. Orang akan datang studi banding.

“Daerah buat terobosan baru, yang menarik orang dari luar datang, menyaksikan, merasakan, dan menikmati. Dan itulah ciri khas agrowisata,” sebutnya.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version