Prosesi Kendi Nusantara di Lokasi IKN Dicap Ritual Syirik

  • Bagikan

JAKARTA– Guru besar Universitas Airlangga, Profesor Henri Subiakto menjawab tuduhan sejumlah pihak yang menilai ritual yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) adalah hal syirik.

Menurut Prof Henri, proses ritual itu adalah doa untuk menyatukan tekat untuk membangun Ibu Kota Negara.

“Prosesi Kendi Nusantara yang digelar presiden itu niatnya adalah berdoa dan menyatukan tekad bersama dengan para Gubernur seluruh Indonesia, untuk berkomitmen membangun IKN” kata Prof Henri Subiakto melalui Twitter-nya, Selasa 14 Maret 2022.

Dia bilang, yang dilihat adalah niatnya. Buka perbuatannya.

“Jadi niat yang baik, jangan diinterpretasi dengan pemikiran buruk dan suudzon. Innama a’malu bin niat,” sebutnya.

Pro Henri mengatakan, menghakimi seseorang hanya dari luar adalah sifat sombong karena telah mengambil hak Allah.

“Menghindari Syirik itu baik. Tapi menilai orang hanya dari zohir yang tampak, lalu menghakimi itu syirik tanpa paham niatnya, itu bukan saja suuzon, tapi sombong dan mengambil hak Allah mengadili iman dan niat orang lain. Jika niat prosesi itu berdoa bersama dan menyatukan tekad apa ya syirik?” katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar ritual bernama ritual kendi di Titik Nol IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Seluruh Gubernur se Indonesia diperintahkan membawa tanah dan air dari daerah masing-masing kemudian disatukan oleh Jokowi dalam sebuah wadah.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan ritual Kendi Nusantara merupakan murni ide Jokowi yang terinspirasi dari lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Dalam acara tersebut, Jokowi mencampurkan tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia.
Heru mengatakan, tanah dan air yang sudah tercampur itu selanjutnya dituai ke lahan Otorita IKN di Kalimantan Timur. Di atas tanah tersebut selanjutnya ditanami bibit pohon ciri khas 34 provinsi di Indonesia.(fjr/idr)

  • Bagikan

Exit mobile version