HET Migor Dihapus, Penimbun Gembira

  • Bagikan

* Untung Berlipat Ganda, Stok masih Kosong di Ritel Modern

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Pemerintah menghapus aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng (migor) kemasan senilai Rp14 ribu, dan diserahkan pada mekanisme pasar. Kini harganya naik berkali lipat sampai Rp24 ribu per liter. Penimbun jadi gembira, bakal dapat untung besar.

Kebijakan ini memantik reaksi pelbagai pihak. Seperti datang dari Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto. Ia mengatakan, keputusan pemerintah menyerahkan pengelolaan minyak goreng pada mekanisme pasar menandakan pemerintah kalah menghadapi tekanan pengusaha minyak goreng.

Pasalnya, setelah mengadakan pertemuan dengan produsen minyak goreng, Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah di masyarakat menjadi sebesar Rp 14 ribu per liter pada Selasa, 15 Maret 2022. Padahal sebelumnya, HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter. Selain itu, pemerintah juga mencabut aturan HET minyak goreng kemasan dan menyerahkannya melalui mekanisme pasar.

“Para penimbun, yang menahan migor murah, akan sorak-sorai merayakan kemenangan ini sambil mencibir inkonsistensi kebijakan Pemerintah serta Mendag yang menjilat ludah sendiri,” kata Mulyanto kepada awak media, Kamis (17/3).
Mulyanto berujar, tidak aneh kalau pengusaha dapat mendikte Pemerintah, karena pasar minyak goreng bersifat oligopolistik.

Dia berujar, dari data Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha, pasar minyak goreng dari hulu ke hilir, termasuk terintegrasi ekspor, dominan dikuasai hanya oleh 4 produsen.
“Mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatur produksi dan harga dalam pasar yang bersifat oligopolistik ini. Karenanya mana sudi mereka diganggu,” ungkap Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Ke depan, menurut Mulyanto dalam jangka panjang, Pemerintah harus berani menata niaga minyak goreng ini, agar menguntungkan masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Sebelumnya diberitakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan ini diambil dari hasil rapat terbatas dengan melihat perkembangan ketidakpastian global.

Stok masih Kosong

Meski sehari sebelumnya pemerintah pusat mengumumkan harga migor kembali sesuai harga pasaran (di atas HET), sejumlah ritel modern masih mengalami kekosongan stok, Kamis, 17 Agustus 2022.

Kekosongan Migor tersebut, berdasarkan pantauan langsung di sejumlah ritel yang berada di sepanjang jl. Dr. Ratulangi Kota Palopo.

Sebanyak enam ritel modern di Jl. Dr. Ratulangi mulai dari Kelurahan Balandai sampai Kelurahan To’Bulung, tidak ditemukan satu pun kemasan Migor.

Menurut pengakuan karyawan ritel yang ditemui di enam tempat berbeda itu, mereka menyebut sampai hari ke dua sejak pemerintah mencabut kebijakan HET migor subsidi, itu tidak berdampak pada ketersediaan stok.

“Masih kosong stoknya minyaknya, kita juga belum tahu kapan akan masuk. Nanti masuk baru dibilang ada,” kata salah seorang karyawan ritel modern depan Perumnas yang senada dengan lima karyawan ritel lainnya.

IRT Pasrah

Sementara itu, HET migor dihapus, menjadi pukulan berat bagi masyarakat terutama Ibu Rumah Tangga (IRT).

Betapa tidak, HET yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah Rp14 ribu/liter, kini telah menjadi Rp24 ribu/liter.

“Ya mau bagaimana lagi, kami pasrah saja, mau tidak mau suka atau tidak tetap kami beli, karena sudaj menjadi kebutuhan pokok sehari-hari,” kata IRT asal Salubattang, Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, Sinapati, kepada Palopo Pos, Kamis 17 Maret 2022.

Kendati stok migor sendiri sudah sangat mudah diperoleh, ibu empat anak itu, tetap berharap pemerintah kiranya memikirkan dampak akibat dihilangkannya HET Migor.
Apalagi, lanjut dia, disaat pandemi covid-19 seperti ini kehidupan sudah susah.

“Jangan lagi menambah penderitaan kami. Cukup pamdemi ini, jangan ikutkan migor,” celotehnya, sambil berlalu.

Untung

Dua orang penimbun minyak goreng di sebuah di Pondok Asri 3, Kecamatan Biringkanaya, Makassar telah meraup untung besar. Mereka memanfaatkan momen kelangkaan ini demi rupiah.

Dua orang itu diketahui berinisial RR sebagai pemilik rumah dan FE sebagai sopirnya. Polisi menyita minyak goreng sekitar 6.300 liter lebih.

Jumlah tersebut hasil dari 700 lebih kardus minyak goreng, dan satu kemasan berisi 1,8 liter. Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya, Iptu Nurman Matasa, membenarkan itu.

“Tadi kita tanyakan, minyak ini dia peroleh dari Kabupaten Gowa. Harganya sudah tak sesuai pasaran yakni Rp34 ribu per satu kemasan. Harga pasaran kan hanya Rp14 ribu. Jadi keuntungan berlipat. Untuk pasalnya, nanti kita dalami,” kata Nurman, kepada wartawan.

“Kita hitung, banyaknya 700 sampai 750 kardus yang diamankan di sebuah perumahan di Biringkanaya. Kuat dugaan, minyak ini sengaja ditimbun karena ditampug dalam rumah yang sangat luas dan betul banyak barang itu,” sambung perwira Polri berpangkat dua balok emas ini.

Rencananya, lanjut dia, kedua pelaku penimbun bahan pangan ini akan didistribusikan ke salah satu wilayah di Sulawesi Selatan. Namun yang disarankan, minyak ini justru ditahan di rumah RR hingga persediaan minyak di pasaran jadi hilang.
“Barang itu rencana akan dibawa ke salah satu kabupaten di Sulsel. Jadi kami amankan pemiliknya bersama dengan sopir di Polsek. Proses selanjutnya kita koordinasi dengan Polrestabes,” jelasnya.(ria-ded/idr)

  • Bagikan

Exit mobile version