Polisi santri saat mengunjungi rumah warga di Pontap. –ist–
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO– Dalam menciptakan Sitkamtibmas yang Kondusif jelang Bukan Suci Ramadan, Polres Palopo melalui Polisi Santri rutin melakukan pendekatan secara agama kepada masyarakat. Salah satu metode yang dilakukan yakni dengan cara mengajak warga khususnya yang beragama Islam untuk sama- sama memakmurkan mesjid.
Seperti yang dilakukan di Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur. Di lokasi tersebut khusunya di Jl. Yos Sudarso kerap terjadi aksi tawuran antar kelompok remaja. Sehingga pendekatan rohani dianggap perlu dilakukan sebagai pendekatan jitu terhadap warga khususnya kalangan remaja di sekitar lokasi tersebut.
Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman, SH, S. IK., MT menyebutkan, atas problema yang kerab terjadi di Jl. Yos Sudarso dan melibatkan kalangan remaja itu, sehingga Polisi Santri dikerahkan untuk melakukan pendekatan religi baik kepada orang tua dan terutama kaum muda.
“Polisi Satri dikerahkan untuk melakukan pendekatan ke masyarakat. Satu demi satu warga atau pemuda di datangi di rumah bahkan yang ditemui di jalan, kita ajak ke Masjid. Dengan pendekatan religi seperti itu, kita berharap dapat memberi kesadaran kepada orang tua dan khusunya remaja bahwa tawuran tidak menyelesaikan masalah dan bahkan dapat memperkeruh atau memperpanjang masalah,” kata Yusuf, Jumat, 25 Maret 2022.
Tidak sampai disitu lanjut Yusuf, Polisi Santri Polres Palopo yang mendapat amanah tanggungjawab untuk melakukan tugas religi di Pontap, juga memberikan kultum seusai laksanakan Sholat subuh berjamaah di masjid kepada jamaah yang hadir.
“Seperti kultum yang disampaikan salah seorang Polisi Santri Polres Palopo Aiptu Ruslan, SH mengatakan dalam kultum yang dibawakannya, sholat dapat menjadi benteng untuk melakukan suatu perbuatan yang jahat, sehingga kita bisa menjadi manusia yang taat kepada Hukum Allah dan hukum negara dan apabila amalan sholat kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari , Insya Allah itu dapat menjadi benteng kita untuk tidak berbuat keji” ucapnya Yusuf Usman menirukan kultum yang sempat dibawakan jajarannya di salah satu Masjid di Pontap.
Menurut perwira dua bunga melati di pundak itu, perbedaan- perbedaan di kalangan masyarakat yang juga kerab menjadi pemicu terjadinya gesekan, juga menjadi pokok tugas Polisi Santri yang sedang mengemban amanah kuliah ini.
“Mempererat hubungan antar masyarakat satu dengan yang lain, Tokoh dan juga Polri hingga menimbulkan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan gotong- royong. Jika perbedaan- perbedaan dalam masyarakat ini berhasil kita satukan bersama, konflik yang kerap terjadi pasti akan hilang dan yang ada adalah keharmonisan,” ucapnya.(Riawan)