Tokoh Adat Tarongko di Tana Toraja Ritual Penyembahan Sebelum Evakuasi Pohon Keramat Tumbang

  • Bagikan

 

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TANA TORAJA – Pohon beringin berukuran raksasa yang tumbang beberapa hari lalu akhirnya dievakuasi juga.

Pohon tumbang tersebut berlokasi di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja yang tumbang pada (28/3/2022) dini hari.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja belum melakukan evakuasi setelah pohon tumbang, dikarenakan kepercayaan warga setempat jika pohon tersebut dikeramatkan, sehingga diharuskan melakukan ritual adat terlebih dulu.

Lima hari berlalu, akhirnya evakuasi pohon beringin keramat berusia kurang lebih 450 tahun itu dilakukan pada Jumat (1/4/2022) siang.

Para Tokoh Adat setempat menggelar ritual adat yang bertujuan untuk memohon izin mengevakuasi pohon besar yang sudah lima hari menutup akses jalan penghubung antar warga di Kelurahan Tarongko dan Batupapan.

Menurut warga setempat, pohon beringin berusia ratusan tahun itu dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur bagi penganut agama Aluk Todolo (agama dulu bagi orang Toraja) oleh warga di Tarongko pada zaman dahulu.

“Hari ini diadakan ritual adat oleh masyarakat setempat, kami dari BPBD baru bisa mengevakuasi pohon keramat ini setelah ritual, sehingga akses jalan poros dapat dilewati pengendara,” ujar Kepala BPBD Tana Toraja, Alfian Andilolo yang juga berada di lokasi.

Setelah dilakukan evakuasi menggunakan alat pemotong pohon, barulah jalan dapat dilewati warga setelah lima hari tertutup.

Proses ritual adat dipimpin para Tokoh Adat Aluk Todolo, Tomina, Nek Sando Tato Deda dengan mengorbankan kurang lebih 10 ekor ayam serta beras ketan yang dimasak menggunakan bambu di lokasi pohon tumbang.

“Ayam dikorbankan jenis ayam rame yang berkaki warna putih dan hitam, kaki warna putih dipersembahkan untuk maha kuasa, sementara berwarna hitam untuk para leluhur,” tutup salah satu tokoh adat setempat, Daniel Linggi’ Allo. (risna)

  • Bagikan

Exit mobile version