PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ada pernyataan menarik dari Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri. Ia meminta masyarakat agar tidak mengeluh tentang kenaikan sejumlah harga. Mulai dari bahan bakar minyak (BBM), hingga sembako.
Padahal tahun 2008 saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY ingin menaikkan harga BBM, dia menangis.
Megawati mengenang pesan perjuangan ayahnya Soekarno (Bung Karno). Katanya banyak cara bisa dilakukan pemerintah daerah untuk membuat perut rakyatnya tetap kenyang.
Megawati menekankan bahwa Sukarno selama menjabat sebagai presiden kerap memikirkan masyarakat Indonesia.
Bahkan, ayahnya kerap memikirkan bagaimana perut masyarakat bisa kenyang dan hidup dengan layak.
"Beliau selalu ingin katakan apa yang terpenting bagi rakyatmu? Perutnya kenyang. Bagaimana mengandalkan perut kenyang rakyat. Jangan hanya cengeng kenaikan harga dan sebagainya," kata Megawati dalam acara 'Kick Off Pembentukan BRIDA', Rabu 20 April 2022.
Melanjutkan pesan tersebut, Megawati meminta kepada kepala daerah untuk membuat perencanaan matang. Hal itu semata agar kesejahteraan masyarakatnya terpenuhi.
Lebih lanjut, Megawati bilang, ada fenomena di masyarakat saat ini. Bahwa Sekalipun ekonomi Indonesia mengalami penurunan, BBM naik, sembako mahal, minyak goreng langka, tetapi rakyatnya masih bisa hidup.
"Saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya aturan PPKM, ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya, padahal di lain sisi saya juga bingung mereka antre minyak goreng, ini kan harus diriset, why?" kata Megawati.
Sikap Megawati ini berbeda jauh dengan sikapnya pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat itu, pemerintah SBY hanya baru berencana menaikkan harga BBM. Wacana itu disambut dengan isak Megawati dan elit PDI-Perjuangan.
Saat memberikan sambutan di Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan pada Tahun 2008, air mata Megawati tak terbendung. Dia menangis melihat kondisi masyarakat.
“Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik," ujar Megawati dengan suara parau karena menahan tangis.
Saat itu Megawati telah mantap mencalonkan diri sebagai calon presiden di pilpres 2009. Dan dalam pidatonya itu, ia terlihat beberapa kali mengusapkan air mata karena sedih.
"Saya sedih melihat rakyat banyak yang menderita, padahal kita punya banyak kekayaan alam, namun angka kemiskinan tinggi," tambah Mega.
Tak hanya Megawati, sang putri, Puan Maharani juga pernah menitikkan air mata ketika merespon rencana Presiden SBY menaikkan harga BBM pada 2008 silam.
Sejumlah politisi PDI Perjuangan di DPR RI saat itu juga terlihat ikut menangis. Diantaranya adalah Rieke Diah Pitaloka dan Ribka Tjiptaning. Air mata mereka tumpah ketika meninggalkan ruang sidang. (fin/pp)