Sedih “Dianaktirikan”, Padahal Kaya akan Sumber Daya Alam

  • Bagikan
Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) Pusat, Annar Salahuddin Sampetoding
  • Harapan Annar S Sampetoding Agar Tana Luwu jadi Provinsi

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) Pusat, Annar Salahuddin Sampetoding, mengangkat kedua jempol tangannya untuk rencana pembangunan Power Plan LNG terbesar di Asia yang akan hadir di Luwu Timur.

Power Plan ini rencananya berkapasitas 500MW untuk menunjang pembangunan Smelter PT Global Nickel Indonesia di Kabupaten Luwu Timur.

Selain itu, juga membangun kawasan industri di Luwu Timur yang saling berintegrasi pertambangan, pertanian dan UMKM.
Investasi awal untuk mewujudkan kawasan industri itu, akan menelan anggaran sekira Rp30 triliun.

Annar Salahuddin Sampetoding, yang juga Tim Formatur Pembentukan Provinsi Tana Luwu, kepada Palopo Pos yang dihubungi melalui WhatsApp, Sabtu 23 April 2022, berbicara panjang lebar tentang Tana Luwu sudah harus menjadi provinsi.

Annar yang juga seorang pengusaha, memiliki darah campuran. Mulai dari Luwu, Toraja (Sangalla), Mandar, dan Bugis. Perusahaannya banyak beroperasi di luar negeri.

Di usianya yang kini sangat matang, ia pun, memikirkan untuk bagaimana kembali ke tanah kelahiran membangun daerah. Ia lalu bergabung dengan Tim Formatur Pembentukan Provinsi Tana Luwu yang digagas YM Datu Luwu, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau SH, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Annar yang juga cucu dari Pettalabunga' pertama Luwu, sangat mengimpikan Tana Luwu menjadi provinsi.

Ia beralasan, kenapa harus jadi provinsi? Karena realitanya, masih banyak masyarakat Tana Luwu yang tidak sejahtera. Angka kemiskinan Sulsel, bahkan masih banyak didominasi masyarakat dari daerah Tana Luwu. Padahal, kata Annar, Tana Luwu sangat kaya dengan sumber daya alam. Mulai pertanian, hasil laut, dan pertambangan. Bahkan Sulsel hidup dari hasil bumi Tana Luwu.

"Tidak fair perlakukan terhadap masyarakat Tana Luwu dan pengusaha ekonomi di Tana Luwu. Kita selalu dianaktirikan. Lalu apa solusinya, ya harus mandiri jadi provinsi," kata Annar dengan suara tegas dari balik telephone.

Annar yang juga sebagai salah satu tim pencetus pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, juga menyebutkan, kenapa Sulbar bisa jadi provinsi? Padahal jika dibandingkan dengan Tana Luwu, Sulbar tidak punya banyak potensi, tetapi bisa jadi provinsi.
"Lihat Kota Mamuju Sulbar, nah lebih besar dan maju Kota Palopo," sebutnya.

Untuk itu, ia mengajak seluruh pengusaha, cendekiawan, dan pemerintah Tana Luwu bersatu kembali membangun Tana Luwu dan menjadikan Provinsi Tana Luwu.

Kesempatan itu juga, Annar mengajak generasi saat ini Tana Luwu untuk menghargai dan melestarikan budaya Tana Luwu.
"Harapan para pendahulu kita, kakek-kakek kita, pendiri daerah ini, bagaimana budaya benar-benar diurusin. Jangan dikesampingkan.

Pengalaman ini, kalau menghargai budaya pasti dikasih banyak rezeki. Orang Luwu jangan lupa adat istiadat. Seluruh dunia mengakui Tana Luwu. Dan Tana Luwu ini bukan sekadar suku, tetapi adalah bangsa besar. Orang Luwu ada dimana-mana di seluruh dunia sejak zaman dulu. Kalau orang Luwu tidak care mengembalikan budaya, pastilah raja-raja, leluhur kita sedih dan murka. Jadi kita harus kompak bersatu," pungkasnya Annar yang juga Puang Sanggalla, cucu dari Lakipadapa ini. (idr)

  • Bagikan

Exit mobile version