Cewek Cantik Asal Soppeng Berhasil di Timur Tengah, Dirikan Perusahaan di Dubai, Ini Modal Awalnya…

  • Bagikan

Perempuan asal Soppeng Nur Afni, Wanita yang memiliki perusahaan di Dubai. --google--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SOPPENG, Cewek cantik asal Soppeng, Nur Afni Ramang alias Ani, berhasil di Timur Tengah. Ia berhasil mendirikan perusahaan di Dubai.

Modalnya, selain kepercayaan diri ternyata modal awalnya hanya Rp50 ribu. Wow!

Untuk mengurus perusahaan di Dubai, ada trik khusus yang dilakukan. Yah, untuk memuluskan warga asal Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggunakan nama orang Arab untuk mengurus izin perusahaannya.

“Saya buat perusahaan sendiri. Namun tidak sembarangan orang bisa buat kantor begitu (konsultan TKW) di Dubai,” ujar Ani baru-baru ini kepada wartawan, dikutip Selasa (03/05/22)

Ani mengatakan, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa mendirikan perusahaan di Dubai. Salah satunya, setiap perusahaan harus diisi oleh orang asli dari Uni Emirat Arab.

“Harus bikin surat izin yang harus ada orang Arab yang menjadi atas nama,” kata Ani.

Ani kemudian menggunakan nama relasi yang ia kenal di Uni Emirat Arab. Hingga akhirnya perusahaan yang ia buat dengan Alichani Human Resources Consultancy mendapat izin dari pemerintah setempat.

Perusahaan Ani bergerak di bidang konsultan. Di perusahaannya bisa mengatur sopir, asisten rumah tangga, hingga mengurus panti jompo.

“Waktu saya bekerja sebagai sekretaris, ada tawari ka pekerjaan lebih menarik, dan lebih menantang dengan mendirikan kantor konsultan untuk mengurus tenaga kerja wanita,” tuturnya.

Saat ini, Ani mengelola banyak TKW dari Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Afrika ,Ethiopia, Pakistan, dan India. Semuanya diatur ke Arab Saudi, Qatar, Oman, hingga Malaysia.

Ani mengaku, beberapa pengusaha Arab sudah mempercayakannya mengelola TKW. Makanya hingga saat ini perusahaan yang dirintisnya terus berkembang.

“Hanya modal kepercayaan ini. Awalnya saya cuman bawa orang Indonesia lima orang. Sedikit sekali, dalam sebulan TKW yang diterbangkan 50 orang dari Indonesia.

Para TKW yang diberangkatkan ke berbagai negara pun dibekali uang. Namun nilainya bergantung dengan kesiapan berkas administrasi TKW yang hendak berangkat.

“Kalau administrasinya sudah lengkap seperti KTP, paspor, visa, dibekali uang Rp 15 juta. Kalau yang sama sekali tidak administrasinya ada dibekali uang Rp 5 juta,” bebernya.

Dalam mengelola TKW, Ani juga mengaku sangat memperhatikan kondisi para TKW. Termasuk jika ada komplain terkait waktu dan gaji dari majikannya.

“Kalau ada masalah begitu saya telepon langsung majikannya. Makanya TKW lebih banyak ke saya. Ini anak-anak yang sudah terbang ke kantor saya cerita ke teman-temannya bahwa saya mau masuk ke ibu Nhoora sebagai TKW. Nhoora ini nama saya di Dubai, karena mereka susah memanggil Nur atau Ani,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Nur Afni Ramang, wanita asal Kabupaten Soppeng sukses membangun perusahaan di Dubai. Keberhasilan Ani itu berawal dari jeratan utang hingga ia nekat merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab.

Ani dulunya hanyalah ibu rumah tangga dan kadang ada usaha-usaha kecil. Kemudian, karena masalah rumah tangga, Ani membulatkan tekad meninggalkan Bumi Latemmamala, julukan Kabupaten Soppeng ke Jakarta.

“Kebetulan di Jakarta ada agen tenaga kerja wanita (TKW), masuk di situ dibikinkan paspor, lampirkan KTP, dan setelah dua minggu baru ada majikan dan bekerja sebagai asisten rumah tangga,” tuturnya.

Nur Afni Ramang, bahkan awal merantau hanya bawa dua pasang baju dan hanya bermodal uang Rp50 ribu.

“Ku tinggalkan ini Soppeng. Bawa kantong plastik merah isinya dua pasang baju dan uang Rp50 ribu,” ungkap Nur Afni.

Ani kemudian bernasib mujur setelah diterima menjadi sekretaris di perusahaan konsultan penyalur tenaga kerja. Setelah itu, dia kemudian dipercayakan mendirikan perusahaan sendiri dengan dukungan relasinya orang Arab di Dubai.

“Tidak sembarangan orang bisa buat kantor begitu. Di Dubai itu harus bikin surat izin yang harus ada orang Arab yang menjadi atas nama, saya menjadi owner dan saya yang kelola itu kantor,” kunci Ani.(*/pp)

  • Bagikan