Dari Jakarta, Keluarga AMT Liburan di Lolai

  • Bagikan
Tokoh KKLR, Ir Abdul Madjid Tahir bersama keluarga liburan di Lolai Negeri di Atas Awan, Kab. Toraja Utara. --ft: istimewa

* Penasaran dengan Sensasi Negeri di Atas Awan


PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO--
Lolai, Negeri di Atas Awan. Nama obyek wisata di Kab. Toraja Utara ini memang sangat menggoda.

Terbukti, putra pertama tokoh Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR), Ir Abdul Madjid Tahir (AMT) bersama keluarga yang bekerja di Jakarta dan Bandung, tertarik berwisata di Lolai hanya karena penasaran dengan sensasi "Negeri di Atas Awan".

Saat liburan lebaran ke kampung halamannya Palopo, ia sekeluarga menyempatkan diri ke Lolai. Tiba di sana pada Kamis, 5 Mei 2022. Hingga Jumat, 6 Mei 2022. Siangnya berangkat kembali ke Makassar.

"Sekeluarga liburan atau lebih tepatnya mudik ke kampung ke Palopo. Dua hari di Palopo, anak pertama Mahir bersama istri yang kerja di Jakarta dan Bandung sering membaca berita tentang salah satu destinasi wisata adalah Lolai. Brandingnya cukup mengajak, Lolai Negeri di Atas Awan.
Makanya dia berminat untuk ke sana. istilahnya, menikmati sensasi negeri di atas awan," kata Madjid Tahir yang dihubungi Palopo Pos, Jumat, 6 Mei 2022 siang.

Untuk mencapai Lolai yang berada sekitar belasan kilometer dari jalan nasional Rantepao - Makale melewati jalan kecil, meliuk-liuk dengan pendakian yang cukup ekstrim.

"Tidak heran bila ada pesan via WA dari Dr. Muhlis Supri (rekan AMT yang juga Wija To Luwu), jaga jantung agar tidak jantungan," katanya.

Lolai berada di ketinggian sekitar 1.380 meter di atas permukaan air laut. Menyebabkan posisinya sudah lebih tinggi dari sebagian awan yang setiap sore hingga pagi dapat terlihat.

Sore hari, awan mulai menutupi perkampungan yang berada di kerendahan. Keberadaan awan yang cukup tebal menutupi matahari yang segera bersembunyi sehingga sunsetnya memberi suasana tersendiri, dibanding bila menyaksikan sunset di pinggiran pantai.

Pada malam hari, cuaca sangat dingin di bawah 20 derajat. Sehingga hotel tidak menggunakan AC.

Sensainya mulai terasa pada pagi hari. Sekira pukul 06.00 Wita, para wisawatan sudah berkumpul di sekitar pelataran hotel untuk menyaksikan sunrise munculnya matahari.

Setelah matahari terbit, awan mulai nergerak dari kejauhan' mendekari ke bukit di mana hotel yang ditempati.

"Yuliati Kadang, adik sepupu saya yang mengelola Hotel Lempe Resort menjelaskan bahwa awan yang berada di bawah masih bisa jadi pemandangan yang indah hingga matahari benar-benar sudah bersinar di atas jam 08.00,' ungkapnya. (ikh)

  • Bagikan

Exit mobile version