PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Telkomsel terus memperkuat penerapan otomatisasi proses seperti Robotic Process Automation (RPA) di sisi operasional.
Hal itu bertujuan mendorong lebih banyak inovasi produk dan layanan digital customer-centric bagi pelanggan, sekaligus sebagai percepatan transformasi digital di setiap unit operasional perusahaan.
Direktur IT Telkomsel Bharat Alva mengatakan untuk mewujudkan transformasi perusahaan, Telkomsel fokus pada implementasi teknologi sistem otomatis terpadu pada setiap sendi operasional perusahaan.
Menurut dia, penerapan tersebut terbukti meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam melahirkan solusi digital inovatif yang customer-centric bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"RPA menjadi salah satu milestone penting dari upaya transformasi digital Telkomsel memperkuat positioning sebagai leading digital telco," ungkap Alva dalam siaran persnya, Senin (9/5).
Penerapan RPA atau otomatisasi pada operasional internal, kata dia, direalisasikan melalui beberapa rangkaian kegiatan.
Proses itu dimulai dari Opportunity Assessment (OA), merupakan kegiatan untuk menemukan potensi proses operasional yang bisa diotomatisasi.
Seluruh proses operasional yang lolos tahap OA selanjutnya akan masuk Bot Delivery & Technology Implementation atau eksekusi pengembangansistem robotik.
Dia menyebut pada akhir 2021 lalu, Telkomsel berhasil melakukan OA terhadap lebih dari setengah departemen yang ada di Telkomsel.
Selain fokus melakukan implementasi robotik, Telkomsel juga konsisten melakukan rangkaian kegiatan pengembangan.
Tujuannya, untuk meningkatkan kapabilitas karyawan perusahaan agar bisa lebih memahami, menemukan potensi, menggali inovasi, hingga berujung pada implementasi sistem RPA yang konkret secara mandiri dan terpadu.
Melalui kegiatan seperti Automation Bootcamp, karyawan Telkomsel diajak untuk mempelajari pengembangan suatu sistem robotik dari sudut pandang teknis operasional maupun bisnis.
Kegiatan tersebut menghasilkan 21 karyawan terpilih dan dinyatakan lulus sebagai self-developer.
Selain itu, ada juga kegiatan Bot Idea Competition yang menjadi ajang kompetisi bagi seluruh karyawan Telkomsel dalam mengajukan ide penerapan RPA dan sejumlah ide otomasi terbaik diterapkan dalam lingkungan operasional perusahaan.
Lebih lanjut, Alva mengatakan saat ini sejumlah use cases penerapan sistem otomatisasi menyentuh berbagai lini direktorat di lingkup kerja Telkomsel secara menyeluruh, mulai dari fungsi unit kerja Finance, Human Capital, Network, Marketing, Sales & Enterprise, Procurement, hingga Planning & Transformation.
Akselerasi penerapan sistem robotik pada operasional perusahaan dirasakan di beberapa unit kerja, seperti fungsi kerja Finance dan Procurement untuk mendukung proses Procure-to-Pay sebagai satu kesatuan skema value chain.
Sistem RPA bekerja sesuai permintaan dengan cara memicu mekanisme robotik untuk melakukan orkestrasi proses antar bisnis. Hasilnya, permintaan dari unit kerja terkait bisa diproses secara lebih cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi oleh bot.
Selain itu, beberapa bot diterapkan di unit kerja Marketing untuk menyusun katalog harga pasar secara harian, moniroting campaign pemasaran yang sedang berjalan serta memastikan efektivitasnya, hingga pengelolaan distribusi, dan inventaris produk.
“Tahun ini, Telkomsel berkomitmen untuk kembali melanjutkan rangkaian kegiatan RPA sebagai upaya mengakselerasikan otomatisasi proses operasional yang semakin terstruktur dan menyeluruh di perusahaan," tuturnya.
Dia menambahkan melalui rangkaian kegiatan itu pihaknya menargetkan tahun setidaknya lebih dari 100 bots akan dirilis. Selain itu, lanjut dia Telkomsel menargetkan untuk bisa mengimplementasikan teknologi baru berupa Conversational AI dan Machine Learning untuk meningkatkan competitive value dari RPA.
"Semua ini merupakan bagian dari upaya Telkomsel untuk memperkuat kapabilitas sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, terutama upskilling dan reskilling karyawan sebagai aset perusahaan paling utama,” pungkas Alva. (jpnn)