Merawat Kebersamaan Pemerintah dan Masyarakat

  • Bagikan

HUT ke-23 Lutra Diperingati Pagi Ini, Dihadiri Gubernur Andalan

PALOPOPOS.FAJA.CO.ID, MASAMBA -- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara kini tengah membangun sebuah komitmen untuk terus merawat kehidupan sosial dan kemasyarakatan dalam upaya menjaga harmoni kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Yang terpenting dalam membangun komitmen adalah bagaimana pemerintah sebagai entitas negara dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik serta tiada henti memerintahkan hal-hal yang baik, serta melarang hal-hal yang buruk.

Tanggal 27 April 2022, Kabupaten Luwu Utara tepat berusia 23 tahun. Berbagai kegiatan menyambut hari jadi Luwu Utara dilaksanakan dalam bingkai kesederhanaan. Kegiatan HUT diawali dengan doa dan zikir bersama antara pemerintah dan masyaarakat.

Pelibatan masyarakat menjadi sangat penting untuk menghilangkan polarisasi, dan kembali merangkul segala perbedaan dalam bingkai silaturahmi. Salah satunya adalah dengan menggelar kegiatan saling berbagi untuk anak yatim dan kaum dhuafa.

“Semoga apa yang kita lakukan ini semakin menambah panjang umur kebaikan, menambah manfaat, dan meringankan sedikit beban mereka yang memang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.

Indah mengatakan, berbagi kepada anak yatim dan kaun dhuafa adalah kegiatan rutin tahunan yang terus dilakukan Pemda Luwu Utara untuk menjaga komitmen bersama dalam rangka merawat kehidupan sosial dan kemasyarakatan yang terus dibangun tanpa lelah.

Komitmen Bupati tersebut rupanya bersambut dengan indah. Dalam sebuah kegiatan Yatim Fest, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani diberi amanah sebagai Bunda Yatim. Ia dinilai memiliki komitmen dalam memuliakan anak yatim di Kabupaten Luwu Utara.

Amanah itu resmi diterima ditandai pemasangan selempang Bunda Yatim oleh salah satu dari ratusan anak yatim yang hadir dalam kegiatan Yatim Fest. “Semoga ini dapat terus berlanjut, paling tidak memberi dampak positif bagi kita semua,” kata Indah.

Pemda juga menyerahkan 81 huntap kepada para penyintas banjir bandang. Huntap ini adalah usulan Pemda melalui BPBD dan upaya Anggota Komisi V DPR-RI, Muhammad Fauzi, yang terus memfasilitasi turunnya anggaran pembangunan di Bumi La Maranginang.

Momentum hari jadi Luwu Utara ini dimanfaatkan betul untuk membingkai kebersamaan antara pemda dan masyarakat, termasuk dengan dilakukannya penyerahan bantuan sosial dalam rangka Penanganan Penyandang Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Luwu Utara.

Apa yang dilakukan Pemda Lutra di hari jadinya ini sudah sesuai tema HUT yang diangkat dengan mengedepankan filosofi kearifan lokal, yaitu ”LUWU UTARA SIKARAI’ SIPORAI”. Tema ini syarat makna tradisi dan budaya masyarakat Luwu Utara yang Heterogen.

Tema ini pendekatannya adalah kearifan lokal yang penuh nuansa budaya, karakter, dan sifat masyarakat itu sendiri. Sikarai berarti peduli, saling menguatkan, saling membantu dan saling menyayangi antara satu dengan lainnya, sehingga tercipta keharmonisan sosial.

Sementara Siporai lebih kepada bagaimana mengajak masyarakat untuk saling menyayangi, saling menjaga kedamaian, dan mengajak masyarakat untuk tidak saling membenci. Dengan HUT Ke-23, Kabupaten Luwu Utara akan semakin maju, mandiri dan harmonis.

Hari Jadi Kabupaten Luwu Utara ke-23 kali ini dilaksanakan melalui Rapat Paripurna Istimewa DPRD Luwu Utara yang dihadiri langsung Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

Pelaksanaan HUT Luwu Utara dijadwalkan dimulai pukul 09.00 Wita di ruang rapat paripurna DPRD Luwu Utara dipimpin Ketua DPRD Luwu Utara dihadiri Bupati Lutra Hj Indah Putri Indriani dan Wabup Lutra Suaib Mansur.

Adapun agenda peringatan yakni, mulai dengan pembacaan kilas balik terbentuknya Kabupaten Luwu Utara. Dilanjutkan sambutan Bupati Luwu Utara dan sambutan Gubernur Sulawesi Selatan.
Ketua Panitia HUT Luwu Utara ke-23, H Aspar mengatakan bahwa Pelaksanaan HUT Luwu Utara dihadiri langsung Gubernur Sulawesi Selatan.

Terkait dengan tema HUT Lutra ke-23, adalah "Lutra Sikarai Siporai". Yang maknanya Lutra Sikarai, saling peduli, saling menguatkan, saling membantu, dan saling bekerja sama. Sementara Siporai bermakna saling menyanyangi, saling menghormati, ada kedamaian.

Peringatan HUT Lutra juga dirangkaikan dengan kegiatan Festival Bumi Lamaranginang yang menampilkan sejumlah lomba tari budaya. (jun/idr)

  • Bagikan