PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAYAPURA-- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki pesawat kargo milik Asian One beberapa saat lalu. Pesawat kargo tersebut ditembak KKB pada Jumat (13/5) sekitar pukul 10.00 WIT saat hendak mendarat di Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Seperti dilansir JPNN.CO, Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Aminggaru Ilaga, Herman Sujito mengakui memang telah terjadi insiden KKB tembak pesawat yang hendak mendarat.
Sebelumnya, Rabu, 11 Mei 2022, KKB telah melakukan penembakan terhadap seorang supir truk bernama Nober Palintin, 31 tahun, asal Sa’dan Pebulian, Kecamatan Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara, tewas tertembak saat sedang mengambil pasir di sungai.
Dalam waktu kurang lebih satu bulan (12 April-11 Mei 2022), tiga warga sipil asal Toraja tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Sebelumnya, pada Selasa, 12 April 2022, Saleno Lolo, seorang warga sipil asal Desa Balusu Bangunlipu, Kecamatan Balusu, Toraja Utara, yang berprofesi sebagai tukang ojek, tewas tertembak di Kampung Lumbuk, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak.
Kemudian, pada Senin, 25 April 2022, warga sipil asal Kurra, Kabupaten Tana Toraja, bernama Samsul Sattu, 45 tahun, juga tewas tertembak saat tengah menikmati kopi di teras rumahnya di Pancuran, Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Seperti dilansir beberapa media, almarhum Nober Palintin, yang biasa disapa Obet, dikabarkan hilang sejak Rabu, 11 Mei 2022. Obet dinyatakan hilang setelah warga setempat mendengar bunyi tembakan dari arah Sungai (Kali) Ilame di Kampung Wako, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, saat hendak mengambil pasir.
Pada Kamis, 12 Mei 2022 siang, Obet ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia dengan luka tembak pada bagian punggung. Warga setempat kemudian mengevakuasi jenazah Obet ke Puskesmas Ilaga.
Jenazah Nober Palintin saat ini disemayamkan di rumah keluarga di Ilaga. Belum diketahui, apakah jenazah Nober mau dibawa pulang ke Toraja atau tidak.
Sementara itu, selama Januari-Maret 2022, KKB tercatat telah melakukan tujuh aksi kekerasan hingga mengakibatkan 13 orang korban tewas. Pada Rabu (17/4), prajurit TNI di Pos TK Quari Atas Yonif R 431/SSP Distrik Kenyam berhasil menggagalkan upaya aksi kekerasan dari KKB di Kabupaten Nduga, Papua.
Sebelumnya, pengamat kebijakan publik Jerry Massie meminta Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk serius dalam memberantas aksi KKB di Papua.
"Saya kira harus ada keseriusan dari Panglima TNI Andika Perkasa. Ingat, Papua juga bagian penting dari Indonesia dan mereka juga penyumbang penerimaan domestik bruto (PDB) untuk negara kita," kata Jerry dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Menurut Jerry, perlu ada pendekatan dan lobi agar situasi dan kondisi di Papua stabil, aman, dan kondusif.
Dia mengatakan, saat dilantik menjadi Panglima TNI, Jenderal Andika berjanji akan memperbaiki penanganan konflik di Papua.
Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) itu, pendekatan melalui aspek budaya bisa dilakukan dan dianggap sangat ampuh. Dikatakan, masyarakat Papua pada dasarnya adalah orang baik, sehingga upaya pendekatan itu dapat dilakukan lewat para kepala suku dan tokoh agama untuk membantu sosialisasi.
"Pentingnya masuk lewat budaya persuasif, sebetulnya jangan ada ancaman dan tindakan sporadis. Ingat, anak Papua bagian NKRI dan perlu dijaga," katanya.
“Komunikasi dan diplomasi budaya juga harus terus dikedepankan. Pemerintah harus mengetahui dan memahami kenapa terjadi gejolak dan pergolakan di Papua,” ujarnya.
Setidaknya, Pemerintah pusat harus mengetahui akar masalah karena tidak ada asal kalau tidak ada api. “Pada dasarnya, banyak dari orang Papua hanya mempertahankan hak dan tanah mereka,” tambahnya.
Saat dilantik menjadi Panglima TNI, Jenderal Andika berjanji akan memperbaiki penanganan konflik di Papua, serta mengevaluasi dan mengubah strategi dalam menjaga keamanan NKRI.
"Papua pasti kami akan perbaiki karena saya ingin menggunakan peraturan perundangan, sehingga jangan sampai kita ini melakukan tindakan atau mengambil hak orang lain," kata Andika saat pelantikan pada 17 November 2021. (jpnn/pp)