PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MAKASSAR — Dua tokoh politik Sulawesi Selatan bertemu di Tanah Suci Mekkah, Jumat (13/5/2022).
Keduanya yaitu Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HAM Nurdin Halid dan Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu. Keduanya sedang menunaikan umrah.
Di sela-sela ibadah, Nurdin Halid menyematkan diskusi membahas dinamika Sulsel dengan RMS. Mulai dari dinamika politik, pemulihan ekonomi, pendidikan.
“Kita bertemu RMS di tanah suci Mekkah beribadah sembari diskusi masa depan Sulsel yang lebih baik,” kata NH saat dihubungi Jumat (13/5/2022).
Nurdin menilai, RMS adalah sosok pemimpin dan punya potensi maju bertarung memimpin Sulsel.
Baginya kemajuan Sulsel membutuhkan pemimpin yang punya relasi nasional dan internasional.
Tujuannya untuk mendatangkan investor ke tanah Bugis Makassar. Potensi itu dinilai dimiliki oleh RMS.
“Saya kira RMS salah satu calon Gubernur paling potensial,” katanya.
Saat ini RMS menjabat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelautan.
RMS juga menjabat Wakil Ketua Banggar DPR RI.
Nurdin Halid mengatakan, Sulsel adalah pintu gerbang kawasan Indonesia Timur. Ia menyebutnya sebagai anatomi Sulawesi Selatan.
Menurutnya kemajuan Sulsel membutuhkan kolaborasi APBD, bantuan pusat, hingga investasi dari luar negeri. Tidak cukup hanya mengandalkan APBD dan bantuan pusat.
“Tidak bisa bangun Sulsel hanya andalkan APBD, hanya andalkan PAD, itu tidak bisa. Kita harus punya inovasi bagaimana tingkatkan APBD dan datangkan investor,” kata Nurdin.
“Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang punya relasi jaringan keluar Sulsel maupun internasional. Kalau hanya APBD saja maka Sulsel begini terus, itu pentingnya pilih pemimpin yang dinamis, tapi kalau kota kecil saja dipimpin kemudian mau jadi gubernur dan itu tidak ada, hanya andalkan APBD, bantuan pusat yang namanya DAK maka daerah itu tidak akan berkembang,” sambungnya.
NH menyebutnya sebagai anatomi Sulsel. Ia menilai pemimpin Sulsel harus paham anatomi Sulsel.
Anatomi Sulsel itu seperti kemiskinan, kesenjangan, ketimpangan pembangunan antar daerah, infrastruktur umum, ekonomi, kesehatan.
“Sulsel butuh calon pemimpin paham dan mampu bisa ciptakan inovasi, kreasi, inisiatif untuk datangkan investor,” katanya.(fjr)