Nampak petani sawit yang tergabung dalam Apkasindo foto bersama usai aksi unjuk rasa di halaman kantor Bupati Lutra, Selasa, 17 Mei 2022. --mahmuddin--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA-- Petani Kelapa Sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kab Luwu Utara juga turun ke jalan menuntut Pemerintah Pusat dalam hal Ini Presiden Jokowidodo segera mencabut larangan ekspor CPO.
Aksi Damai Apksindo Lutra ini dilakukan di Kantor Bupati Luwu Utara dan diikuti ratusan petani sawit dan puluhan mobil truk dan pick up yang sementara memuat Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Selasa 17 Mei 2020.
Sebelum melakukan pertemuan di ruang Lagaligo yang diterima Wakil Bupati Luwu Utara, Ir H Suaib Mansyur, Koodinator Lapangan (Korlap), Mahmuddin melakukan Breafing atau memberikan arahan kepada ratusan petani sawit di Halaman Kantor Bupati, bahwa kegiatan ini harus berjalan dengan aman dan tertib tidak boleh ada tindakan yang tidak diinginkan.
Dimana dalam arahannya, Mahmuddin
mengatakan, bahwa pagi ini berkumpul dalam rangka untuk kesejahteraan kita bersama, kesejahteraan petani sawit. Yakni, menuntut beberapa utamanya meminta Jokowi mencabut Larangan Ekspor.
Menurutnya larangan Ekspor pemerintah menyebabkan harga Tandan Buah Segar (TBS), padahal saat ini harga CPO di pasar Global sangat Tinggi.
" Di negara tetangga Malaysia harga TBS kalau di-Rupiahkan antara Rp4.500 hingga Rp5.000 per kg, sementara kita di Indonesia Harga TBS tinggal Rp1500 s/d Rp2100/kg, makanya kita minta Bapak Jokowi membuka kran ekspor tersebut," tandas Mahmuddin.
Menurutnya, saat harga CPO di pasar global mencapai mencapai Rp25 Juta per ton, sementara dalam satu ton CPO hanya membutuhkan sekitar 3 ton TBS.
"Coba kita bayangkan kerugian petani sawit," paparnya.
Mahmuddin memprediksi seminggu kedepan Tangki-tangki penampungan CPO Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sudah tidak mampu menampung minyak sawit atau penuh, tentu PKS akan menutup atau tidak menerima TBS dari Petani.
"Sekarang ini masih buka, walaupun harga anjlok, tapi kalau PKS sudah tutup, petani akan semakin rugi. Jadi, hanya satu solusinya buka kran ekspor,'' katanya lagi.
Sementara, Wakil Bupati Luwu Utara Ir H Syuaib Mansyur saat menerima Perwakilan Apkasindo menyambut baik aksi damai petani sawit.
Bahkan Suaib Mansyur berterima kasih kepada Apksindo karena telah memerhatikan petani sawit Luwu Utara yang jumlahnya sekitar 15 ribu kepala keluarga.
''Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Makanya, aksi ini patut diapresiasi, karena sekitar 15 ribu KK petani sawit yang menggantungkan hidupnya di Sawit ini. Dan, Insyaa Allah saya catat dan sampaikan Aspirasi ini ke Gubernur. Nanti Pak Gubenur yang melanjutkan ke Jakarta," pungkasnya. (mahmuddin)