PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SABBAMPARU-- Sungai Pareman kembali meluap sekira pukul 21:30 Wita, Ahad, 22 Mei 2022 malam. Dan lagi- lagi merendam rumah warga di Kelurahan Sabbamparu, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Peristiwa tersebut diketahui telah terjadi sebanyak dua kali selama sepekan ini. Dimulai pada Rabu (18/05) lama hari lalu dan belum ada solusi yang diberikan ke pada warga.
Ketinggian air mencapai betis dan bahkan ada yang sampai lutut orang dewasa masuk ke rumah-rumah warga dan membasahi perabotan dalam rumah.
Salah seorang warga Sabbamparu, Mastan, yang dikonfirmasi, menyebutkan bahwa penyebab luapan debit air sungai yang tinggi, itu disebabkan pekerjaan tanggul yang diduga tidak memperhitungkan dampak ke pemukiman warga setempat.
"Debit air tinggi dari sungai masuk ke pemukiman warga melalui plat duiker yang dulunya gorong- gorong. Kemudian meluap di drainase pemukiman warga. Dulu sebelum pengerjaan tanggul dilakukan, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi. Kalau toh air naik, paling tidak sampai masuk rumah tapi, sekarang air sudah sampai masuk ke dalam rumah dan membasahi perabotan," kata Mastan kepada Palopo Pos.
Kejadian ini sudah dua kali terjadi lanjut warga tersebut, akibat air yang meluap dari sungai dan masuk ke dalam rumah, pandangan pagi hari, sejumlah warga yang terdampak harus kembali mencuci perabotan mereka yang kotor.
"Sudah dua kali ini terjadi dan belum ada tindakan atau solusi dari pihak pelaksana proyek. Air bercampur lumpur yang masuk ke rumah, membuat barang seperti kasur dan lainnya kotor. Dua kali terjadi dan itu malam hari, membuat saya dan warga lainnya harus begadang untuk membersihkan lumpur dari dalam rumah. Pagi hari dilanjut bersih- bersih dan menjemur kasur," terangnya.
Mengingat hal sama telah terjadi sebanyak dua kali dan saat ini masih musim penghujan, dia pun berharap agar pihak yang mengerjakan proyek tanggul di sepanjang bantaran sungai Pareman (Sabbamparu) itu, agar segerah mungkin memberi solusi.
"Kasian kami kalau tiap malam harus begini terus, tiap hujan deras harus siap siaga dengan luapan air sungai. Jadi Harapan dari masyarakat sungai Pareman kepada pemerintah dan rekanan pekerja proyek agar segera mengambil tindakan atas hal ini, agar tidak menimbulkan banjir. Karena jauh sebelumnya walaupun sungai Pareman terkenal dengan daerah pesisir yang nota benenya dekat dengan aliran sungai, namun tidak pernah ada banjir seperti sekarang ini," harapnya.
Menanggapi keluhan warga bantaran sungai Pareman itu, sebelumnya telah diberitakan sebanyak 116 rumah warga terendam akibat luapan air sungai Pareman.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah di lokasi kerja, Samsul, selaku pelaksana kerja dari PT. Mari Bangun Nusantara yang mengerjakan tanggul sungai Pareman yang panjangnya kurang lebih 1 Km dengan anggaran Rp1,376 miliar ditemui di lokasi kerja, menanggapi keluhan warga tersebut, pihaknya telah melakukan pengusulan untuk pemasangan penutup plat duiker yang dilalui air dari sungai ke pemukiman warga.
"Tadi kami sudah melakukan pertemuan dengan warga di kantor Lurah, semua keluhan masyarakat terkait luapan sungai yang masuk ke pemukiman warga, itu telah kami catat dan juga telah kami masukkan dalam pengusulan untuk memasang klep di beberapa titik plat duiker. Jadi klep atau penutup plat duiker ini, nanti akan difungsikan sebagi kontrol agar air yang tinggi di sungai itu tidak meluap lagi ke pemukiman warga melalui rainase," kata Samsul lima hari lalu. (ria)