Pertemuan Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dengan Politisi Senior Golkar, HM Nurdin Halid. --fajar.co.id--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--
Pemilihan gubernur Sulsel memang masih lama. Tahun 2024 baru digelar. Namun, hawa politik kini sudah makin menghangat. Dukung mendukung figur terus mewacana. Seperti Ilham Arief Sirajuddin (IAS) yang sudah jauh-jauh sebelumnya menyatakan akan bertarung pada pemilihan gubernur Sulsel.
Keinginan IAS maju Pilgub pun mendapat amunisi baru. Yah, mantan wali kota Makassar dua periode ini mendapat restu oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HAM Nurdin Halid (NH).
NH yang juga Ketua Umum Dewan Koperasi Nasional (Dekopin) itu, mempersilakan IAS jika ingin maju calon Gubernur Sulsel 2024.
Nurdin Halid menilai, ketokohan IAS di Sulsel masih kuat. Hal itu tak lepas dari statusnya sebagai wali kota Makassar dua periode.
“Apabila benar-benar Pak IAS sudah kembali ke Golkar. Kita menyambut baik, apalagi kalau Pak IAS ingin maju Pilgub Sulsel. Kita persilakan Pak IAS kalau mau maju calon Gubernur,” kata Nurdin Halid, seperti dilansir fajar.co.id.
Selain itu, Nurdin Halid menilai, IAS adalah sosok petarung. Hal itu dibuktikan ketika mantan Wali Kota Makassar itu maju menantang Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang) jilid II di Pilgub Sulsel 2014 lalu.
Menurutnya, IAS punya pengalaman bertarung Pilgub Sulsel 2013 dengan capaian 1,7 juta suara melawan Sayang Jilid II.
“Sosoknya petarung, punya pengalaman kepemimpinan sebagai Wali Kota Makassar dua periode. Pernah bertarung melawan Sayang Jilid II di Pilgub Sulsel 2013. Kita persilakan kalau maju maju,” kata NH.
Selain nama IAS, Nurdin Halid juga menyebut nama-nama seperti Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Wakil Ketua Umum DPP Golkar Erwin Aksa, dan Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu.
Bagi Nurdin Halid, kemajuan Sulsel membutuhkan pemimpin yang punya relasi nasional dan internasional. Tujuannya untuk mendatangkan investor ke tanah Bugis Makassar.
Menurutnya, memajukan Sulsel tidak cukup hanya mengandalkan APBD dan bantuan pusat. Harus ada kolaborasi APBD, bantuan pusat, hingga investasi dari luar negeri.
Ia menyebutnya sebagai anatomi Sulawesi Selatan, pintu gerbang kawasan Indonesia Timur.
“Tidak bisa bangun Sulsel hanya andalkan APBD, hanya andalkan PAD, itu tidak bisa. Kita harus punya inovasi bagaimana tingkatkan APBD dan datangkan investor,” kata NH.
“Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang punya relasi jaringan keluar sulsel maupun internasional. Kalau hanya APBD saja maka Sulsel begini terus, itu pentingnya pilih pemimpin yang dinamis, tapi kalau kota kecil saja dipimpin kemudian mau jadi gubernur dan itu tidak ada, hanya andalkan APBD, bantuan pusat yang namanya DAK maka daerah itu tidak akan berkembang,” sambungnya.
NH menilai pemimpin Sulsel harus paham anatomi Sulsel. Seperti kemiskinan, kesenjangan, ketimpangan pembangunan antar daerah, infrastruktur umum, ekonomi, kesehatan.
“Jadi banyak hal. Jangan kita pilih pemimpin yang tidak paham anatomi Sulsel. Jangan pilih pemimpin seperti beli kucing dalam karung, tapi uji mereka dengan pemamahaman anatomi Sulsel,” katanya.
“Kalau ada calon pemimpin paham dan mampu bisa ciptakan inovasi, kreasi, inisiatif untuk datangkan investor, maka saya ikhlas kau maju saya dukung supaya Sulsel maju,” pungkasnya. (fjr/pp)