Inspirasi & Motivasi
(H. Subuhan, S.Pd, M.Pd)
UCAPKANLAH kalimat dan kata-kata yang postif dan baik. Karena sesungguhnya setiap ucapan doa dan diaminkan malaikat.
Meskipun ucapan itu dalam hati atau qalbu. Jika telah diaminkan Malaikat maka pastilah terjadi. Mungkin pembaca pernah mengalami. Dan menganggapnya hanya kebetulan.
Belum lama ini, dalam perjalanan pulang dari Tikke Mamuju Utara, begitu mobil melaju istri berujar, "Pak singgah kalau ada penjual kue apang pella".
Saya mengiyakan. Sepanjang perjalanan ratusan kilometer tidak ada penjual kue kukus yang ditaburi parutan kelapa itu. Rute perjalanan via Mamuju-Pinrang potong Sidrap-Soppeng-Lapri Bone.
Dalam perjalanan malam itu hingga masuk Kab. Pinrang tak ada penjual apang pella.
Karena ucapan istri tadi "telah diamiinkan" malaikat, maka harus terjadi.
Entah kenapa saya sebagai sopir tetiba kesasar tak tahu arah di Kota Sidrap. Seperti linglung saat dinihari itu.
Padahal jalan dari Pinrang menuju Soppeng hanya lurus perempatan bundaran. Kesasar dini hari itu berlangsung sekira 2 jam.
Capek mutar-mutar, akhirnya saya berhenti untuk bertanya mana jalan ke arah Kab. Soppeng, betapa kagetnya orang yang mau ditanya adalah sang penjual apang pella.
Letaknya tak jauh dari SPBU Sudirman arah selatan menuju Pare-Pare.
Akhirnya kami makan apem pella, dini hari itu. Setelah itu tak kesasar lagi hingga ke Lapri Bone, fajar subuhpun mulai menyinsing artinya sudah hampir 24 jam saya menyopir.
Itulah kedahsyatan ucapan….
Kedahsyatan ucapan juga pernah kualami saat menunaikan ibadah haji 2016 lalu.
Meski saya ketua kelompok terkecil, saya tak memberi contoh yang baik, khususnya kostum atau baju. Meski shalat di Masjid Madinah saya biasa "pakaian nyentrik" kaos oblong berbalut rida saja. Suatu waktu sebelum menuju masjid saya berdoa nyentrik,.. Ya Rabb dekatkan pertemukan aku dengan Nasab Rasulullah Muhammad.
Berjalanlah seperti jamaah lain. Memasuki masjid yang sudah dipenuhi lautan jamaah saya terakhir dapat tempat duduk dari rombongan se-hotel.
Berjalan keliling cari tempat salat yang kosong. Akhirnya, saya melihat seorang dari jauh memberi kode ke saya seolah tanda agar duduk di dekatnya.
Wahai Indonesia saudaraku duduklah di dekatku, jamaah yang lain merapatkan tempat duduknya memberi ruang untukku.
Berbahasa Arab tapi qalbuku tahu artinya. Saya pun bingung kok tahu saya dari Indonesia.
Setelah duduk langsung disodori 2 biji kurma dan air zamzan gelas sekali pakai ukuran kecil. Orang arab kalau pergi salat seperti orang rekreasi bawa rupa-rupa makanan. Setelah itu mengancungkan jempol tangan kanan,.. menyebut kata Indonesia. Tambah bingung.
Selepas itu, diberi sebuah tasbih kalung yang bijinya kecil, hanya sebesar butiran padi. Memelukku pula. Tambah bingung,…. apa yang terjadi padaku.
Kejadian selanjutnya adalah ketika sudah mau pulang ke tanah air saat paspor diperiksa petugas beacukai saya berujar," Semoga pasporku distempel juga di negara lain bukan hanya di Arab ini. Saya pakai berkali-kali ke luar negeri.
Kata-kata harapanku ini rupanya juga diaminkan Malaikat, karena tak lama, pasporku di stempel beacukai Negara Singapura. Sebelumnya juga tersesat dan disesatkan alias tertipu travel bodong.
Tulisan ini bermaksud menginspirasi bukan untuk riya. Karena ternyata apa yang saya alami telah disabdakan oleh yang mulia Nabi Muhammad SAW ribuan tahun lalu, "Janganlah kalian mendoakan diri-diri kalian kecuali dengan kebaikan, sesungguhnya para malaikat akan mengamiinkan apa yang kalian ucapkan. (HR. Muslim).
Terkadang suatu peristiwa menganggap kita tersesat padahal sebenarnya kita diarahkan pada terkabulnya doa yang pernah terucap.
Olehnya,.. ayo berkata-kata yang baik saja!!!(***)