Tiga Ruqyah yang Dilarang , Hati-hati Jangan Terjebak, Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ini perhatian kepada umat muslim. Sebaiknya, berhati-hati dalam melakukan Ruqyah.

Masalahnya, jika tidak berhati-hati dalam melakukan Ruqyah, seseorang bisa terjebak dalam ruqyah yang dilarang oleh agama.

Ada tiga keyakinan ruqyah yang dilarang agar. Supaya tidak terjerumus dalam kesesatan, perhatikan.

Bagi mereka yang melakukan 3 keyakinan ruqyah ini diancam tidak masuk surga.

Bahkan ancamannya lebih berat lagi, jangankan masuk surga, mencium bau surga saja haram.

Lantas Ruqyah yang bagaiamana yang dilarang agama?

Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad dalam satu ceramhanya.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan posisi hukum ruqyah dalam ajaran Islam.

Dalam akun YouTube Bujang Hijrah dan dalam tulisan sebuah buku berjudul Umat Bertanya Ustadz Abdul Somad menjawab, Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa jika ada pernyataan bahwa orang yang diruqyah tidak bisa mencium bau surga.

"Itu tidak betul, karena hukumnya boleh," tegas Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, dalilnya adalah ketika zaman nabi, ada sahabat yang mau diruqyah.

“Lalu, kenapa ada pernyataan orang yang minta diruqyah, tidak bisa mencium bau surga?,” lanjut UAS sapaan akrab Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan pernyataan orang yang diruqyah tidak bisa mencium bau surga, apabila. Pertama, dia minta diruqyah kepada orang yang tidak melakukan ruqyah syar'i, tetapi melakukan ruqyah syirkiah.

"Ruqyah syirkiah yang dilarang Agama Islam,” tegas Ustadz Abdul Somad.

Ustadz melanjutkan penjelesannya, Kedua, orang yang diruqyah tidak masuk surga adalah dia yang meyakini bahwa ruqyah itulah yang menjaganya.

"Jadi hati-hati ruqyah yang diyakini, bukan Allah,” tegasnya.

Ketiga, kata abdul Somad, dia meyakini bahwa orang yang me-ruqyah itulah yang kuasa.

Ustadz Abdul mengutip sebuah Hadist HR. Bukhari 8270, masuk surga tanpa hisap, dan menceritakan:

“Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorang pun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini umatku? Maka ada yang menjawab: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya,’ lalu dikatakan, ‘Perhatikanlah ke ufuk.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit'.

Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, ‘Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi SAW masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para sahabat. “

Maka para sahabat Nabi pun membicarakan tentang 70.000 orang itu.

Mereka berkata, ‘Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.”

Maka sampailah hal itu kepada Nabi SAW, lalu beliau keluar dan berkata.” Mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakkal.” [HR. Bukhari 8270].(net/pp)

  • Bagikan