PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja ditangkap polisi di Lampung. Abdul Qadir Baraja pernah terlibat aksi teror bom Candi Borobudur era 80-an. Dia mulai ditahan polisi sejak 1979.
Latar belakang dan riwayat pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja ini diungkap Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) usai menangkap Abdul Qadir di Lampung.
Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja pernah ditahan terkait dengan teror Warman.
“Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun,” kata Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen R Ahmad Nurwakhid, kepada wartawan, Selasa (7 Juni 2022)
Namun, hukuman penjara ini tak juga membuat Abdul Qadir Baraja jera. Dia kembali ditahan lantaran terlibat dalam aksi teror bom Candi Borobudur Jawa Tengah dan di Jawa Timur.
Aksi teror bom di Borobudur sendiri merupakan balas dendam atas peristiwa Tanjung Priok 1984. Atas perannya, Abul Qadir Baraja dibui selama 13 tahun.
“Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985,” katanya.
“Dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan terror,” jelasnya.
“Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin,” ujarnya lagi.
Nurwakhid menyatakan Khilafatul Muslimin sangat berbahaya secara ideologi. Menurut BNPT, Khilafatul Muslimin mirip dengan organisasi teroris lainnya.
“Aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainnya,” ujarnya.
Dia mengatakan Khilafatul Muslimin mengaku tidak menentang Pancasila. Namun, katanya, Khilafatul Muslimin mengkafirkan sistem yang tak sesuai dengan pandangannya.
“Pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, namun ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya,” katanya.
“Dua, secara historis, pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme,” ucapnya lagi.
Baca juga:
Diburu Densus 88 Usai Lakukan Konvoi, Pimpinan Khilafatul Muslimin: Tidak Ada Negara yang Sehebat Indonesia
BNPT menyebut Abdul Qadir Baraja merupakan mantan anggota NII.
Abdul juga salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainnya yang juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000.
Sebelumnya, tak butuh waktu lama, Polda Metro Jaya akhirnya meringkus pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja. Dia ditangkap di wilayah Lampung.
Penangkapan Abdul Qadir dipimpin langsung oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
“Sudah dtiangkap di Lampung Pimpinan Khilafatul Muslimin atas nama Abdul Qadir Baraja,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan saat dihubungi, Selasa (7/6/2022).
Kombes Zulpan belum membeberkan kronologis penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin atas nama Abdul Qadir Baraja, termasuk barang bukti yang diamankan. Namun, kata dia, saat ini yang bersangkutan sudah dalam perjalanan menuju Jakarta.
“Yang bersangkutan sudah dibawa ke Jakarta. Detailnya nanti ya,” ujarnya. (fjr)