PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA-- Ketua TP-PKK Kota Palopo, dr Hj Utiasari Judas MKes menegaskan, pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam menangani masalah stunting di Kota Palopo.
Sebagai mitra pemerintah, TP PKK berkomitmen mencegah dan menangani persoalan stunting yang disebabkan karena kurangnya gizi seorang anak secara kronis.
“TP PKK adalah shadow government atau bayang-bayangnya pemerintah, karena struktur PKK sama seperti pemerintah, yakni dari pusat sampai kelurahan, bahkan kita punya dasawisma. Jadi kami bisa jadi input yang baik dalam penanganan stunting,” kata dr Hj Utiasari kepada Palopo Pos, Selasa 7 Juni 2022.
dr Utiasari menegaskan, stunting harus segera ditangani karena anak yang menderitanya akan lebih mudah sakit dan kemampuan kognitifnya berkurang.
Istri Wali Kota Palopo ini melanjutkan, TP PKK telah melakukan integrasi program Kelompok Kerja (Pokja) PKK bersama pemerintah guna mencegah dan menangani stunting.
Ia mencontohkan untuk pencegahan stunting, kader PKK melakukan intervensi sensitif dengan cara memberikan edukasi terhadap ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan gizi sejak di kandungan, serta memberikan ASI pada anak pasca melahirkan. Selain itu, kader PKK diharapkan agar ikut memantau jika ada ibu hamil di sekitarnya.
“Kita bisa mendeteksi kemungkinan ada anak terlahir stunting dengan cara melihat faktor-faktor eksternal. Misalnya, ada calon ibu yang pola hidupnya kurang bagus, makannya sedikit, lingkungannya kurang higienis, maka kemungkinan dia melahirkan anak stunting bisa lebih besar,” ujarnya.
Melalui intervensi tersebut, imbuh dr Utiasari, efektivitas anak berusia 0-2 tahun yang menderita stunting bisa lepas dari persoalan stunting-nya mencapai 70-90 %. Sedangkan jika diintervensi saat anak berusia diatas 2 tahun, kemungkinan lepas dari persoalan stunting akan lebih sulit. Karena itu, intervensi ini harus terus dilakukan agar stunting bisa punah dari bumi Indonesia.
Dokter yang dikenal ramah ini menegaskan, Pokja yang terdapat dalam PKK harus bekerja bersama-sama untuk melakukan intervensi tersebut. Dimana ada yang bertugas mensosialisasikan penundaan usia perkawinan dini, pendidikan sebaya untuk remaja putri, edukasi calon pengantin (catin), dan bagaimana pola asuh dalam keluarga.
Kemudian, melakukan pembinaan pendidikan anak usia dini (PAUD), dan peningkatan ekonomi keluarga. Lalu memberikan edukasi pemanfaatan pekarangan dengan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (Hatinya) PKK guna pemenuhan bahan dan gizi keluarga, serta Rumah Sehat Layak Huni.
Sementara itu untuk intervensi efektif dengan memberikan tablet tambah darah remaja putri dan juga ibu hamil, mendampingi ibu hamil, mengedukasi ibu hamil berkualitas, mensosialisasikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan juga ASI eksklusif.
Lalu Sekretariat TP PKK, mendapat tugas untuk mendata ibu hamil, balita yang menderita stunting, serta mendata kader pendamping. (rhm)