Wow, Ternyata Masyarakat Sulsel Masih Doyan Kredit, Tembus Triliunan

  • Bagikan

--ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Ternyata masyarakat Sulsel masih doyan ambil kredit daripada menabung. Makanya, perbankan di Sulsel kekurangan likuiditas.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua, hingga April 2022, total penyaluran kredit mencapai Rp131,85 triliun. Tumbuh 4,97 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara dana yang dihimpun
perbankan di Sulsel hingga April
2022 hanya Rp113,87 triliun. Na-
mun pertumbuhannya jauh lebih
baik dari pencapaian kredit, yaitu 5,50 persen.

Sementara total aset perbankan di daerah ini mencapai Rp166,51 triliun atau tumbuh 6,09 persen (yoy).

Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Darwisman, kinerja perbankan di Sulsel buruh perbaikan dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Pencapaian Loan to Deposit Ratio (LDR) masih tinggi di kisaran 114,98 persen.

“Saya melihat LDR kita belum terlalu baik, karena kredit yang disalurkan jauh lebih tinggi daripada dana yang dihimpun,” ucap Darwisman saat agenda Jurnalis Update OJK, di Good Fileds Cafe, Selasa, 7 Juni 2022.

Namun Darwisman mengapresiasi kinerja perbankan di Sulsel dalam menjaga kredit bermasalah.

Menurutnya, meski di tengah kelesuan ekonomi yang berisiko kredit gagal bayar, Non Performing Loan (NPL) tetap terjaga 3,57 persen.

Kejar Likuiditas

Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan terus berupaya bagaimana mengoptimalkan kinerja perbankan sehingga dana yang dihimpun lebih besar.

Apalagi ekonomi masyarakat Sulsel sangat maju sehingga makin besar peluang penghimpunan dana.

“Memang perlu terus kita lakukan literasi dan edukasi tersebut kepada masyarakat,” tuturnya.

Pihaknya juga akan mengupayakan agar pengusaha yang diberikan izin berbisnis di Sulsel didorong agar dananya disimpan di daerah ini. Selama ini banyak dibawa keluar, seperti ke Jakarta bahkan luar negeri.

“Apalagi sekarang sudah online semua jadi kebanyakan pengusaha berpikir ngapain saya buka rekening lagi di Makassar,” ujarnya.

Belum Efisien

Analis perbankan Sutardjo Tui menuturkan minat masyarakat lebih banyak meminjam dari pada menabung, itu suatu pertanda bahwa pendapatan masyarakat lebih kecil dari kebutuhan konsumsinya. Perbaikan juga perlu mengoptimalkan gairah menabung.

“Bank belum efisien, masih banyak biaya nonbunga yang dikeluarkan, makanya orang malas menabung,” tuturnya. (Fjr/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version