PKL di Palopo Dilarang Menjual di Atas Drainase Jalan, Adi Saiful: Sudah Menjalar Hingga ke Jembatan Miring

  • Bagikan

Petugas Satpol-PP sedang melakukan sosialisasi agar para PKL tidak menjual di atas drainase dan trotoal. Ini dilakukan agar Kota Palopo nampak rapi dan indah. Gambar di rekam, Kamis 9 Juni
2022. --himawan--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- --- Pedagang kaki lima (PKL) dan kios-kios penjual pulsa handphone (Hp) kian menjamur di Kota Palopo.

Sayangnya, mereka menjual di atas drainase dan trotoar jalan sehingga merusak perwajahan Kota Palopo, mengganggu pejalan kaki serta membuat jalan raya agak menyempit.

Menyikapi hal ini, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol)-PP tidak tinggal diam. Mereka turun ke lapangan dan menegur semua PKL yang berjualan di atas trotoar atau drainase. Tim Satpol ang dipimpin Sekretaris Satpol Palopo, Adi Saiful mengatakan teguran itu baru sebatas humanis, mendata dan mencatat identitas para PKL untuk selanjutnya ditegur lagi jika membandel.

"Karena ini tahap sosialisasi, kita arahkan semua PKL agar jualannya dipindahkan dari atas drainase. Mengingat, selain merusak wajah kota juga mengganggu pejalan kaki, terlebih jika ada kendaraan berhenti di depan jualan PKL maka hanya menganggu arus lalulintas. Saya ingatkan lagi, jangan ada pedagang di atas trotoar dan drainase," tegas Adi Saiful, saat ditemui di sela-sela giat tersebut, Kamis 9 Juni 2022, pagi.

Namun demikian, sebagian PKL kalau hanya ditegur atau diperingati mereka tidak menggubris, kendati demikian pihak Satpol akan terus memantau dan mendatangi PKL yang tidak mau diatur.

"Sosialiasi ini dilaksanakan selama 5 hari kedepan, terbagi tiga tim.
Saya sendiri bertugas di sepanjang Jalan DR Ratulangi hingga ke Jembatan Miring. Selama tiga hari sosialisai berjalan sudah ratusan PKL yang kami tegur karena berjualan di atas drainase. Aktivitas
jual beli PKL ternyata sudah menjalar hingga ke Jembatan Miring," katanya.

Ditegaskan Adi Saiful, sosialisasi yang dilakukan semata-mata untuk memberi pengertian terhadap para PKL sehingga jika nantinya masih ada yang membandel itu karena mereka tidak mau diatur. "Tapi
klita tidak akan berhenti menegur. Kami juga tidak arongan karena kita lebih dulu mengadakan sosialisasi," tandasnya.

Seorang PKL mengaku berjualan di atas drainase agar jualannya lebih nampak dari luar. Selain itu, biaya yang dikeluarkan hanyasedikit tidak perlu menyewa tempat yang lebih mahal. "Saya respon dengan sikap bapak Satpol kami siap diatur. Menjadi PKL saya bisa hidup bersama keluarga," ucap pedagang campuran dan es buahtersebut. (him)

  • Bagikan

Exit mobile version