Banyak Mengungsi ke Stadion, Masih Trauma Gempa Dahsyat Tahun Lalu
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAMUJU -- Gempa kembali mengguncang Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) berkekuatan magnitudo (M) 5,8, Rabu siang (8/6/2022) sekira pukul 13.30 Wita, lalu. Menyisakan trauma bagi warga, setelah setahun yang lalu (2021) juga gempa dahsyat meluluhlantakkan sejumlah daerah di Sulbar.
Dikabarkan kondisi Wija To Luwu yang berada di Sulbar, saat ini dalam keadaan selamat. Hanya saja, sebagian memilih mengungsi ke dalam Stadion Manakarra hingga saat ini.
Dikatakan salah satu WTL yang bermukim di Mamuju, Erik Saputra, yang juga pelatih Academy PSM Makassar ini, tidak ada korban jiwa dari gempa. Hanya saja, warga masih trauma dari gempa besar tahun lalu. Dan memilih untuk tetap di pengungsian di dalam stadion.
"Alhamdulillah aman semua sodara. Hanya banyak yang mengungsi, siaga karena masih trauma kejadian gempa besar tahun lalu," pungkas Erik yang dihubungi Palopo Pos, Kamis 9 Juni 2022, kemarin.
Sementara itu, hingga saat ini dari data Pemkab Mamuju, baru terdeteksi sebanyak 70 rumah warga rusak akibat gempa.
Gempa juga mengakibatkan sejumlah bangunan pemerintah, serta fasilitas umum seperti masjid dan sekolah juga mengalami kerusakan.
"Jadi menurut laporan semalam, data sementara ada kurang lebih 70 rumah yang mengalami kerusakan dampak bencana gempa bumi kemarin," ungkap Bupati Mamuju Sutinah Suhardi saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (9/6/2022).
Dampak kerusakan rumah warga ini didominasi di Lingkungan Salunangka, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro. Wilayah yang disebut dekat dengan titik gempa.
"Ada beberapa juga bangunan baik instansi pemerintah maupun vertikal mengalami dampak kerusakan," sambung dia.
Pihak BPBD Mamuju hingga kini masih mengidentifikasi tingkat kerusakan akibat gempa kemarin. Namun dikatakan rumah warga umumnya rusak hingga ambruk di bagian dinding, dan sejumlah bangunan lainnya tidak bisa ditempati.
"Menurut laporan, karena ini masih data sementara anggota saya BPBD masih turun mengidentifikasi rumah terdampak bencana. Itu yang paling banyak mengalami kerusakan di daerah Salunangka, Rangas. Karena itu titik gempa lebih dekat dari situ," ungkap dia.
Sutinah pun telah memantau kerusakan rumah warga di lingkungan Salunangka. Dari pantauannya warga yang rumahnya rusak di daerah itu tidak mengungsi, namun mendirikan tenda di depan rumah masing-masing.
"Jadi semalam saya sudah kesana (Salunangka) melihat langsung mereka. Banyak yang mendirikan tenda di depan rumah mereka, karena di Salunangka itu berada di ketinggian. Mereka cuman mendirikan tenda di depan rumah mereka," tutup Sutinah.
Sebelumnya juga dilaporkan sebanyak 8.000 warga. Para pengungsi terkonsentrasi di kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat.
"Jadi datanya kami sementara untuk di Kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat itu kurang lebih 6.000 pengungsi," beber Sutinah.
Kemudian untuk 2.000 pengungsi lainnya berada di wilayah Mamuju kota. Mereka menempati sejumlah fasilitas umum, terutama di Stadion Manakarra.
"Khusus di Kota Mamuju ada dua ribuan, terbagi di empat titik. Paling banyak di Stadion ini (Manakarra) ada kurang lebih seribu," sambung dia.
Menurut Sutinah, banyaknya jumlah pengungsi di Kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat karena kedua wilayah tersebut sangat dekat dengan pusat gempa.
"Karena memang titiknya dekat di Tapalang dan Tapalang Barat. Jadi mereka banyak yang mengungsi karena memang di Tapalang itu dekat laut, apalagi titiknya (pusat gempa) kemarin dekat laut," ungkapnya. (idr)