Begini Rindu Berat Para Senior Golkar Bisa Berpartai Seperti Dulu

  • Bagikan

Nampak IAS bersama para senior Partai Golkar di antaranya HM Roem, Madjid Tahir, Hoist Bachtiar, Chaerul Tallu Rahim, Dr. Heriany, Kadir Haliddan Mappaujung, Gunadil Saleh, Najib L, Dr. Ruslan, Patarai Wawo, Riefad Suaib, Eks Sekda Palopo Syamsu Rijal, dan Zulkarnain Latif ketika foto bersama. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sejumlah kader senior Partai Golkar Sulesel mengaku sangat rindu dengan suasana berpartai seperti dulu kala. Di mana, semua kader mendapat ruang untuk bekerja bersama membangun partai. Itu tidak lagi mereka dapatkan dalam kepengurusan DPD I Golkar Sulsel saat ini.

Curhat hati ini mencuat di sela-sela Silaturahmi Tokoh Senior Partai Golkar Sulsel bersama Ilham Arief Sirajuddin (IAS), di salah satu rumah makan Makassar, Ahad, 12 Juni 2022. Mereka bercerita memberi masukan bagi kepengurusan DPD I Golkar Sulsel saat ini dengan tujuan menciptakan kebaikan bersama.

Senior Golkar, HM Roem, mengawali bincang-bincang tersebut. Mantan Ketua DPRD Sulsel ini berkisah sudah tidak pernah lagi mendapat undangan dalam kegiatan-kegiatan kepartaian. Padahal, cintanya pada Golkar sebenarnya tidak akan pernah redup.

Bagaimana bisa redup? Segala prestasi sepanjang karier politik kader yang ber-Golkar sejak 1974 ini, diraih di bawah pohon beringin. Menjadi Bupati Sinjai dua periode, menjadi ketua DPRD Sulsel 3 periode, semua bersama beringin.

"Kami rindu dengan suasana di mana Golkar itu benar-benar terasa seperti milik semua kader, bukan hanya milik pengurus.
Saya sudah ber-Golkar sejak Bapaknya IAS, Sirajuddin, menjadi sekretaris Golkar tahun 1974. Tidak pernah ada perasaan sebagai anak tiri. Semua kader terpanggil dalam setiap kepemimpinan untuk merasa memiliki Golkar. Itu yang hilang saat ini," kenang Roem

Roem yang mengaku masih banyak berkomunikasi dengan sejumlah kader di daerah memastikan sangat banyak orang yang pernah berjasa pada Golkar, mau mengabdi dan berbakti lagi. "Tapi mereka ini semua tidak pernah disentuh. Dulu, prinsip melibatkan lebih banyak orang agar partai semakin besar sangat kental. Sekarang, terbalik, jangankan orang di luar pengurus, yang saya dengar, bahkan pengurus yang dilibatkan hanya segelintir saja. Ini perlu diperbaiki," tegas Roem.

Padahal, urgensi melibatkan kader-kader lama ini bukan sekadar untuk menghargai jasa mereka pada partai, juga untuk menjaga suara dari kelompok mereka tetap untuk Golkar. "Pengurus jangan terkesan takut tersaingi dengan kader senior, toh rata-rata mereka sudah tidak maccaleg lagi kan".

Senior perempuan Golkar, Dr Heriany juga memberi masukan agar suasana kebatinan kader yang dulu menyala-nyala memperjuangkan Golkar kembali bisa berkobar di tangan Ketua Golkar Sulsel, HM Taufan Pawe. "Sebenarnya, banyak kader perempuan Golkar yang sudah mau mundur beramai-ramai. Tapi bujukan senior-senior lain yang begitu cinta Golkar membuat itu urung terjadi".

Sebagai Korwil Pemenangan Soppeng-Wajo, dirinya hampir tidak pernah dilibatkan dalam setiap acara-acara Golkar. Karena itu, dirinya yang awalnya berniat mengajak kader lain untuk aktif ber-Golkar menjadi malu hati.

"Kami sangat berharap, kebersamaan yang dulu ada itu bisa tercipta kembali. Saya tidak pernah diundang pleno dalam kepengurusan ini. Saya tidak tahu, apakah memang tidak diundang atau memang belum pernah pleno".

Senior Golkar lainnya, Hoist Bachtiar berkisah, kepengurusan Golkar saat ini punya istilah rapat terbatas "ratas". Istilah yang lahir karena setiap kali ada keputusan internal, maka yang akan dilibatkan hanya orang-orang pilihan saja. Selalu tidak lebih dari tujuh orang saja. "Yang lain terpaksa diam. Bukan karena tidak mau berpartisipasi, tapi memang karena tidak dilibatkan," kata Hoist.

Senior Golkar dari Gowa, Mappaujung, sepakat dengan langkah para senior untuk mendorong agar Golkar bisa kembali ke relnya. "Kita semua memberi masukan dan sepakat Golkar harus bisa mengembalikan kebersamaan yang pernah ada. Demi kejayaan Golkar".

Senior Golkar lainnya, Chaerul Tallu Rahim berharap pengurus DPD Golkar Sulsel bisa membuka diri dengan kehadiran tokoh-tokoh yang bisa mengangkat elektoral Golkar seperti IAS. "Tidak usah diterima sebagai pesaing, mengingat ada mekanisme organisasi yang akan menjadi rel bagi persaingan untuk sebuah jabatan".

Ketua Harian Golkar Sulsel, Kadir Halid, mengaku siap meneruskan semua masukan dari senior-senior ke meja DPD I Golkar Sulsel. "Semua yang ada di sini niatnya hanya ingin memperbaiki Golkar. Saya percaya itu, dan siap meneruskan segala keluh kesah ini," kata Kadir.

Hadir juga pengurus harian DPD I Partai Golkar Sulsel Irwan Muin. Irwan mengapresiasi kehadiran senior dan sesepuh Golkar yang pada hari ini duduk bersama dalam suasana penuh kekeluargaan. "Ternyata mereka semua masih memiliki semangat membesarkan partai Golkar Sulsel".

Selain HM Roem, Hoist Bachtiar, Chaerul Tallu Rahim, Dr. Heriany, Kadir Halid dan Mappaujung, juga tampak hadir Gunadil Saleh, Najib L, Dr. Ruslan, Patarai Wawo, Majid Tahir, Riefad Suaib, Eks Sekda Palopo Syamsu Rijal, dan Zulkarnain Latif. Mereka berharap, kisah rindu berat ber-Golkar seperti dulu lagi ini akan melahirkan kebaikan bagi Golkar Sulsel ke depan. (*/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version