FAKK Sebut Menteri SYL masih Aman dari Reshuffle, Mahfud MD dan Moeldoko Terancam Terdepak?

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID JAKARTA – Kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meresufle kabinetnya dalam waktu dekat, kembali berhembus. Jokowi, dikabarkan akan mengganti beberapa menterinya.

Ketua Forum Anti Kongkalikon (FAKK), Ahmad Mabbarani, mengatakan jika terjadi reshuffle dalam waktu dekat, Jokowi akan mengganti minimal 4 orang menteri di kabinetnya.

Resufle ini, kata Ahmad Mabbarani, sangat terkait dengan dinamika politik nasional, terutama desas-desus menjelang memasuki tahapan Pemilu dan Pilpres 2024.

“Jadi lumrah jika Jokowi melakukan resufle untuk menguatkan pengaruhnya, apalagi menjelang Pilpres. Kalau dilihat, memang sebahagian menterinya lebih loyal ke partainya karena mereka punya agenda ke depan, yang berbeda dengan agenda Jokowi,” kata Ahmad Mabbarani dilansir dari menitindonesia.com, di Makassar, Selasa (14/6/2022).

Menurutnya, Jokowi harus jeli dan tidak lagi menunda rencana resufle ini, karena sangat terkait dengan konstalasi Pilpres.

“Menteri yang paling bisa diandalkan Jokowi dan loyal sampai akhir adalah Luhut Binsar Pandjaitan, Sri Mulyani dan Syahrul Yasin Limpo, jadi ini bisa di zona aman dari resufle,” ujarnya.
Yang paling banyak melakukan konspirasi dan manuver ada dua menterinya, yakni Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. Namun, untuk Erick, dia mengaku melihat posisinya beda dengan Airlangga. Menurutnya, manuver yang dilakukan Erick Thohir masih di bawah kendali lingkaran Jokowi.
“Erick itu tertib dengan Jokowi meskipun dia melakukan banyak manuver menuju Pilpres 2024. Beda dengan Airlangga, yang membawa misi partainya dan sangat berpotensi mengabaikan Jokowi di akhir kekuasaannya nanti,” ungkapnya.

Selain itu, Ahmad juga mengaku membaca jika NasDem hampir pasti mengusung Anies baswedan sebagai Capres pada 2024 mendatang. Bahkan, dia mengkau melihat indikasi, ada upaya serius Ketum NasDem, Surya Paloh, menyandingkan Anies dan Puan Maharani pada Pilpres akan datang.
“Arah politik NasDem sudah mulai terbaca, bakal beda dengan arah politik Jokowi di 2024 nanti, yang terang-terangan mengendorse Gubernur Jawa Timur, Ganjar Pranowo. Jokowi berani membelakangi Ketum PDIP Mega demi Ganjar,” ujar pegiat anti korupsi ini.
Imbasnya, ungkap Ahmad Mabbarani, menteri dari Partai NasDem bakal terkena resufle, kecuali menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dia meyakini SYL tidak berimbas resufle, karena selama ini SYL lebih fokus bekerja ketimbang mengurusi agenda politik dari partainya.

“Kan bisa dilihat, yang biasa menggoyang posisi SYL dengan isu resufle justru kader separtainya. Bukan rahasia umum, kalau sejumlah elit NasDem kurang nyaman dengan SYL karerna tidak bisa mereka dikte. SYL menunjukkan sikap profesional sebagai pembantu presiden, loyal ke Presiden, bukan ke partainya,” terang Ahmad Mabbarani.
Lantas siapa menteri yang bakal terkena resufle? Ahmad Mabbarani tidak menyebutkan, namun dia memprediksi kalau mantan Panglima TNI, Marsekel Purn Hadi Tjahyanto akan masuk dalam kabinet nanti dan menduduki posisi Kepala Staf Presiden (KSP).
“Apakah KSP Moledoko akan ‘game over’ atau dirotasi menjadi Menteri Koperasi dan UMKM, itu ada sama prerogatif Presiden nanti. Yang pasti, Moeldoko ini terkesan tidak tertib dalam lingkaran istana,” ucapnya.
Ahmad juga memprediksi, posisi Mekopolhukam, Mahfud MD, yang konon tidak cocok paham dengan Moeldoko bakal tergusur. Selain itu, kebiasaan Mahfud ceplos-ceplos dianggap tidak menguntungkan agenda Jokowi pada 2024 mendatang.
Dia menduga, posisi Mahfud bakal ‘game over’ atau bertukar dengan Kepala BIN, Budi Gunawan. Menurut Ahmad Mabbarani, Jokowi menganggap Mahfud memiliki kemampuan analisa yang tinggi dan cocok pada posisi Kepala BIN, sedangkan Budi Gunawan, memiliki kemampuan penetrasi politik yang tinggi sehingga dianggap tepat menggantikan Mahfud MD sebagai Mekopolhukam.
Yang pasti, kata dia, isu resufle kabinet ini sudah berhembus. Menurutnya, Jokowi sebaiknya tidak lagi menunda-nunda resufle atau merotasi kabinetnya.

“Resufle kabinet bisa menjadi momentum bagi Jokowi menguatkan pengaruhnya sebelum 2024. Kalau komposisi Kabinet yang sekarang, masih sulit diandalkan untuk menguatkan pengaruh politik Jokowi pada Pilpres mendatang,” pungkasnya.(int)

  • Bagikan