Masyarakat Sri Lanka saat melakukan aksi. --net--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SRI LANKA-- Kondisi Sri Lanka saat ini sangat mengkhawatirkan. Negara yang merdeka 1948 ini dinyatakan bangkrut. Beberapa kebutuhan vital masyarakat kini makin langka.
Pemerintah negara tersebut mengumumkan penutupan kantor pemerintah dan sekolah selama dua pekan.
Alasannya transportasi umum hampir seluruhnya berhenti karena tidak ada uang untuk membayar impor bahan bakar minyak atau BBM.
Pada Jumat, 17 Juni 2022, Kementerian Administrasi Publik memerintahkan semua departemen, lembaga publik dan dewan lokal untuk mengurangi karyawan di kantor mulai Senin, 20 Juni 2022, besok akibat kekurangan bensin dan solar.
"Karena transportasi umum yang langka serta ketidakmampuan untuk mengatur kendaraan pribadi, diputuskan secara drastis mengurangi jumlah karyawan yang bekerja," kata kementerian seperti dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 18 Juni 2022.
Krisis Sri Lanka adalah yang terburuk sejak merdeka pada 1948. Negara ini tidak mampu membiayai impor kebutuhan seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar sejak akhir tahun lalu.
Negara ini juga menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan selama beberapa bulan terakhir. Rakyat Sri Lanka telah meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur akibat krisis ekonomi parah di negara ini.
Awal pekan ini, pihak berwenang menyatakan Jumat sebagai hari libur yang merupakan upaya untuk menghemat BBM.
Namun masyarakat tetap mengantre membeli BBM di luar pompa bensin pada Jumat. Banyak pengendara mengatakan telah menunggu berhari-hari untuk mengisi tangki mereka.
Kementerian pendidikan mengatakan semua sekolah telah diminta untuk belajar di rumah selama dua pekan mendatang. Pemerintah meminta sistem pembelajaran akan digelar secara online jika siswa dan guru memiliki akses listrik.
Perintah penutupan itu datang sehari setelah Perserikatan Bangsa-bangsa meluncurkan tanggapan daruratnya terhadap krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. PBB memberi makan ribuan wanita hamil yang kekurangan makanan.
Empat dari lima orang di Sri Lanka mulai kesulitan mendapatkan makanan karena mereka tidak mampu membelinya.
PBB memperingatkan krisis kemanusiaan yang mengerikan. Jutaan orang di Sri Lanka membutuhkan bantuan, seperti dilansir tempo.co.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mulai membagikan kupon makanan kepada sekitar 2.000 wanita hamil di daerah-daerah yang kurang terlayani di Kolombo. Langkah ini adalah sebagai bagian dari bantuan penyelamatan jiwa. WFP sedang berusaha mengumpulkan US$ 60 juta untuk bantuan pangan Sri Lanka antara Juni hingga Desember.
Sri Lanka yang bangkrut, gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$ 51 miliar pada April. Negara ini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk mendapatkan dana talangan. (net/pp)