Kapolres Palopo Selamat Berkat Kekuatan Ibu dan Pertolongan Allah

  • Bagikan
Kapolres Palopo, AKBP Yusuf Usman SH SIK MT.
  • Kembali Mengenang Tragedi Tsunami Aceh (1)

MASIH ingat dengan Tsunami di Aceh? Musibah yang meratakan Provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu, ternyata menjadi kenangan sejarah yang tak terlupakan bagi seorang AKBP Yusuf Usman SH SIK MT. Mengapa ada kaitannya dengan Yusuf Usman, berikut laporannya.

LIPUTAN: Kahar Iting, Palopo

PRIA yang kini memikul dua bunga dipundak itu, ternyata memiliki pejalanan karier tugas di kepolisian yang mungkin hanya satu sampai dua orang yang bisa menyamainya.

Ternyata bapak dari tiga anak buah hasil perkawinannya dengan Ny Denny Yusuf, merupakan satu dari beberapa polisi yang menjadi korban selamat dari tragedi yang terjadi tanggal 26 Desember tahun 2004.
Betapa tidak, Yusuf Usman, yang dikenal humanis serta berhati mulia itu, terbawa arus sepanjang kurang lebih 3 kilometer dari posisi awal. Perwira jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2003, baru lulus dan berpangkat Ipda.

Kala itu, putra kelahiran Makassar tanggal 6 April 1980, baru lulus langsung ditugaskan di Polda Sumatera Barat (Sumbar). Kisah ini diceritakan AKBP Yusuf Usman SH SIK MT, saat safari Jumat di Masjid Al-Khaerat RSS Kelurahan Balandai, Kecamatan Bara Kota Palopo, Jumat, 18 Juni 2022.

Mengapa bisa ada di Aceh?, jawabnya, menjadi Komandan Pleton BKO Operasi Tegak Meunasah NAD ke Aceh. "Saya di tempatkan di Polresta Banda Aceh dan di ploting di 3 titik yaitu Polsek Peukan Bada, Polsek Kreung Raya dan Polsek Banda Raya. Masing-masing polsek terdiri dari 20 Personil Bawah Kendali Operasi (BKO)," ujar AKBP Yusuf Usman SH SIK MT, Senin, 20 Juni 2022.

Kembali ke cerita Tsunami, saat terbawa arus hingga terdampar disebuah tempat, Yusuf Usman mengaku dibenak hanya seorang ibu dan tentunya besar campur tangan Allah SWT.

"Coba bayangkan, 40 orang anggota yang terbawa arus hanya 16 orang yang ditemukan, yang lain sampai saat ini belum ditemukan," kenangnya.

"Yang satu polsek tujuh orang bersama saya, tidak ada satupun yang selamat kecuali saya. Demi Allah yang saya ingat saat itu, orang tua saya. Karena saya berfikir, saya tidak pernah lagi ketemu saya orangtua saya terutama ibu saya lagi. Saya baru lulus polisi, gaji saya belum diterima, saya belum bahagiakan orangtua saya," ucap Kapolres dihadapan jamaah salat Jumat.

Kapolres mengingat sang ibu yang melahirkan dan membesarkannya hingga berusia 17 tahun kemudian setelah itu dia ke luar kota untuk sekolah.

Yang ditakuti perwira dua bunga itu, ketika dirinya tidak akan kembali lagi, diapun merasa berdosa karena belum sempat membahagiakan kedua orangtuanya itu.

Hingga akhirnya dia terdampar disebuah bukit yang ada di Aceh. "Pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman ini, sekuat apapun manusia mengumpulkan harta, apapun yang dikumpulkan, seberapa lamapun harta dikumpulkan, dia akan habis dalam waktu yang tidak pernah kita duga, mungkin tiga menit, mungkin satu menit, atau mungkin lima menit habis dan itu saya lihat habis, jadi kalau ada yang bilang manusia itu hebat, oh tidak ada yang hebat. Yang hebat itu adalah Dia yang menciptakan manusia, Zat yang menciptakan manusia," kata Kapolres yang seperti menghipnotis para jamaah yang hadir.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version