PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO - Smartfren terus meningkatkan jaringan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mengakses layanan telekomunikasi digital. Saat ini total BTS Smartfren secara nasional sebanyak 44.000-an.
Dikatakan Vice President of Network Operations Smartfren Agus Rohmat, dalam dua tahun terakhir, perusahaan melakukan ekspansi dalam peningkatan jaringan dan menambah kapasitas bandwidth.
“Dalam dua tahun terakhir, jumlah pelanggan mengalami peningkatan, begitu juga dengan kebutuhan akan data. Dalam kondisi ini, diperlukan selective investment, yakni dengan memperkuat area-area yang memiliki basis pelanggan besar. Misalnya di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera Utara,” kata Agus, dalam uji jaringan Smartfren, Kamis (17/3/2022).
Dikatakan Agus, saat ini total BTS Smartfren secara nasional sebesar 44.000-an. Sekadar informasi, BTS Smartfren telah menggunakan teknologi 4G yang bisa dimodernisasi ke teknologi 5G, jika nantinya perusahaan memutuskan untuk menggelar 5G.
“Jumlah BTS Smartfren itu sekitar 44.000-an. Selama 2021, Smartfren menambah BTS sekitar 4000-an. Kemudian pada 2022 ditargetkan membangun 2000-an lagi, tutur Agus.
Dia menjelaskan, target untuk 2022 itu merupakan rencana bisnis yang dicanangkan, sementara pada pelaksanaannya Smartfren akan membangun sesuai kebutuhan di lapangan.
“Perkembangan growth decision itu cepat, tergantung wilayah mana yang membutuhkan coverage, jika ada permintaan, kami akan melakukan penambahan baik kapasitas maupun jaringan. Semua tergantung pergerakan, jika satu area trafiknya meningkat, untuk mengkompensasi peningkatan trafik hanya bisa dilakukan dengan penambahan site,” katanya.
Promosikan UMKM
Dengan jaringan signal yang luas hingga ke pelosok, sangat membantu dalam promosi UMKM di daerah.
Salah satunya dirasakan sejumlah pelaku usaha kain tenun di Kecamatan Sa'dan, Kab. Toraja Utara, Provinsi Sulsel.
Nek Wilson (65), salah satu penenun di Tongkonan Sangkombong yang ditemui Palopo Pos beberapa waktu lalu, mengungkapkan, saat masa pandemi di tahun 2020 hingga 2021, kunjungan wisatawan ke Toraja sangat kurang, bahkan tidak ada. Sehingga pembeli kain Toraja pun nyaris nihil.
Untuk bisa tetap memenuhi kebutuhan rumah tangga, ia tetap memproduksi kain tenun khas Toraja. Hanya saja, ia menjual kain tersebut dibantu anak-anaknya melalui marketplace, terkadang juga lewat medsos, seperti di Facebook dan Instagram secara siaran langsung (live).
Ia mengandalkan jaringan Smartfren untuk mempromosikan kain tenun khas Toraja yang ia buat lewat smartphone anaknya.
Adapun harga kain Toraja yang ia jual mulai harga Rp600 ribu hingga ada yang sampai Rp1,5 juta.(Idris)