Pangdam Mayjen Andi Muhammad Nostalgia di Istana Kedatuan Luwu, Kenang Masa-masa 40 Tahun Silam

  • Bagikan
CINDERAMATA. Pangdam XIV Hasanuddin Mayjend TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki memberikan plakat Kodam Hasanuddin kepada YM Datu Luwu XL Andi Maradang Mackulau SH Opu To Bau di sela-sela silaturahim di Istana Kedatuan Luwu SalassaE, Kamis 30 Juni 2022. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO -- Hari kedua kunjungan kerja Pangdam XIV Hasanuddin Mayjend TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki di Kota Palopo diisi diawali dengan kegiatan silaturahim dengan YM Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau SH Opu To Bau di Istana Kedatuan Luwu SalassaE, Kamis 30 Juni 2022.

Pangdam sebelum memasuki istana terlebih dahulu mengelilingi kawasan istana sebanyak 3 kali yang selanjutnya dijemput dengan Tarian Panggaru. Dengan berpakaian adat jas tutup, Pangdam dan istri dijemput dengan iring-iringan pasukan Kedatuan Luwu.

Setibanya di dalam istana, Pangdam diterima YM Datu Luwu dan permaisuri. Lalu dilanjutkan dengan penyematan keris dan pin Kedatuan Luwu serta pinang goyang kepada Pangdam dan istri yang diwakili Opu Patunru Andi Nur Palullu dan Makole Baebunta.

Kegiatan silaturahim berjalan dalam suasana keakraban lantaran kedatangan Pangdam Mayjend TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki adalah untuk nostalgia, mengenang masa 40 tahun lalu, sekira tahun 1980-1982.

"Saya bernostalgia, saya merefresh, sekira 40 tahun lalu saya sering ke sini (istana,red). Saya tidur di belakang, salatnya di Masjid Jami. Waktu itu bersama teman-teman pecinta alam dari Makassar sering jalan kaki dari Palopo ke Rantepao lalu Rantepao ke Palopo. 2 hari 2 malam kita jalan," kenang Pangdam Mayjend TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan itu juga, Pangdam menuturkan, kalau dirinya bukanlah orang lain. Ia juga adalah bagian dari Kedatuan Luwu.

Untuk itu, di kesempatan itu, Pangdam menyebutkan dua alasan ia berkunjung ke Istana Kedatuan. Pertama, untuk bersilaturahim dengan bagian dari Kedatuan Luwu. Kedua, sebagai Pangdam Hasanuddin. "Leluhur kita pasti bangga ada keturunannya yang menjadi pangdam. Ini tidak mudah, butuh perjuangan 38 tahun," ujar jenderal TNI AD bintang dua ini.

Di akhir sambutan, Pangdam menekankan untuk selalu menjaga silaturahim dan kalau ada masalah mari duduk bersama. "Kehadiran saya ini untuk mempersatukan rumpun keluarga kita, bukan ada unsur yang lain," tegas Pangdam.
Ingatlah selalu istilah adat kita Sipakainge, Sipakalebbi, dan Sipakatau.(idris)

  • Bagikan

Exit mobile version