Harga Komoditas Bergairah Cengkeh Rp120 Ribu, Vanili Rp1 Juta per Kg, Imbas Rupiah Anjlok

  • Bagikan
FOTO ILUSTRASI

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp15.014 di perdagangan pasar spot pada Rabu (6/7) pagi. Mata uang Garuda melemah 7,5 poin dari posisi Rabu (6/7) yang di level Rp14.993 per dolar AS.

Bagi ekonomi, ini ada kelemahan dan keuntungannya. Terkhusus di Tana Luwu, tingginya nilai tukar rupiah menjadi berkah bagi petani komoditi ekspor, seperti kakao, rumput laut, dan jambu mente.

Pasalnya, harga komoditi tersebut juga diprediksi akan naik di pasaran.
Dari pantauan Palopo Pos di sejumlah toko pengumpul hasil komoditi harga komoditi yang dijual lumayan fantastis. Seperti di Toko Barana,Jl. Kelapa Kota Palopo depan warung Coto Makassar samping Masjid Terminal Dangerakko. Dikatakan Usman salah satu pengawai, kalau harga beberapa komoditi ekspor saat ini lumayan bagus.

Di tokonya, harga kakao yang ia beli dari petani yang datang menimbang sebesar Rp19.500 per kg. Lalu ada Pala dihargai Rp45 ribu per kg, Merica Rp65 ribu per kg, Cengkeh Rp120 ribu per kg, dan yang termahal adalah Vanili sebesar Rp1 juta per kg.
Harga ini kata Usman, baru beberapa hari terakhir mengalami kenaikan.

Misalnya harga Cengkeh dari sebelumnya hanya kisaran Rp80 ribu sampai Rp100 ribu, kini menjadi Rp120 ribu.
Apalagi setelah mendengar berita tentang kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menyentuh level Rp15 ribuan, ia optimis harga masih akan terus naik.

Sementara itu, Analis DCFX Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah yang lemah masih melanjutkan pelemahan di bawah tekanan dolar AS. Hal ini diakibatkan kondisi global yang diperkirakan mengalami resesi.

"Rupiah masih dibawah tekanan dolar AS ditengah kekuatiran resesi global memicu perlepasan aset dan mata uang berisiko," kata dia dilansir dari CNNIndonesia.com.

Selain itu, ia melihat bahwa penguatan dolar masih ditopang oleh penantian hasil Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang akan diumumkan hari ini.

"Pelaku pasar menantikan risalah pertemuan fomc dan mengantisipasi sikap hawkish dari the fed," kata dia.

Lukman memperkirakan hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp14.950 per dolar AS hingga Rp15.050 per dolar AS.
Terpisah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unanda, Nurjannah SE M.Si mengungkapkan, dengan anjloknya rupiah terhadap dolar harusnya menjadi berkah bagi kegiatan ekspor khususnya bagi komoditas yang menjadi andalan utama Indonesia. Seperti industri batubara, nikel, dan komoditas pertanian yang berorientasi ekspor.

Imbasnya bagi industri dalam negeri yang banyak menggunakan komponen impor untuk produk akan berdampak pada tingkat produksi dan pendapatan yang menurun. Juga berdampak pada menurunnya daya beli sebagai konsumen.

Ekspor Sulsel Naik
Dari laporan Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel, realisasi ekspor pada triwulan 1 periode bulan Januari-Maret 2022 meningkat 45,60% dibandingkan realisasi triwulan 1 tahun 2021.

Hal itu berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan. Disebutkan, bahwa realisasi ekspor Triwulan 1 tahun 2022 mencapai US$ 490,97 Juta atau senilai Rp 6,97 Triliun.
Sementara nilai ekspor triwulan 1-2021 senilai US$ 337,21 Juta atau senilai RP 4,78 Triliun. Ada 3 sektor ekspor dari Sulsel, yakni pertanian-perikanan, industri dan tambang. ketiga sektor ini terlihat meningkat laju perkembangan nilai ekspor.

Adapun 10 komoditas ekspor utama Sulsel pada Triwulan 1-2022, yaitu nikel, rumput laut, udang segar, carragenan, biji kakao, gurita, ikan olahan, daging kepiting, udang olahan dan dedak gandum. 10 besar negara tujuan ekspor utama Sulsel, yaitu Jepang, China, India, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, Rusia, Republik Korea, Philipina, dan Belanda.

komoditas pertanian dari Sulsel yang diekspor, yaitu bayam, biji kakao, biji kopi, buah kelapa, buah manggis, buah pala, cacing pasir, cengkeh, damar, gagang cengkeh, gambir, getah pinus, jahe merah, jahe merah bubuk, jahe putih, kapulaga, kayu manis,lombok merah, merica, mete gelondongan, rumput siong, talas satoimo, dan vanila. komoditas perikanan dari Sulsel yang diekspor, diantaranya cumi-cumi, gelembung ikan, gurita, ikan laut segar, ikan terbang, kepala udang, kepiting hidup, kerang, kulit ikan, kulit kerang, lobster, rumput laut, sirip ikan hiu, telur ikan terbang, teripang, tulang cumi-cumi, dan udang segar.(idr)

  • Bagikan