Harga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Naik

  • Bagikan
Ketua Hiswana Migas Luwu Raya, Rakhmat Kasjim ST

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga kembali menaikkan harga gas elpiji mulai 10 Juli 2022. Yang naik adalah tabung ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias gas elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas. Sedang harga gas subsidi tabung 3 kg tidak naik.

Harga terbaru gas 5,5 kg naik jadi Rp104 ribu. Sebelumnya Rp91.000. Sedang gas 12 kg naik jadi Rp215.000. Sebelumnya Rp170 ribu.

Ketua Hiswana Migas Luwu Raya, Rakhmat Kasjim ST yang dikonfirmasi Palopo Pos melalui sambungan telepon, Selasa, 12 Juli 2022 kemarin, membenarkan adanya kebijakan Pertamina terkait kenaikan gas elpiji nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg.

Hanya saja, Rakhmat yang kini duduk sebagai anggota DPRD Sulsel, tidak mengikuti perkembangan di daerah, apakah kenaiakan tersebut sudah diberlakukan atau belum. ''Kurang fokus ka ini, tidak saya ikuti perkembangannya,'' katanya.

Pimpinan PT Warna Warni Gas Jl. Banawa Binturu Palopo, H Saleh sedang tidak bisa diganggu saat hendak dikonfirmasi sekira pukul 11.00 Wita, Selasa kemarin. ''Ada pak haji (H Saleh) di dalam. Tapi sedang istirahat dan tidak bisa diganggu,'' kata karyawannya.

Menurut karyawan yang enggan dikorankan namanya, mengenai kenaikan harga gas 5,5 kg dan 12 kg, para agen gas baru akan mengadakan pertemuan membicarakan masalah tersebut.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan alasan kenaikan harga gas elpiji dan BBM nonsubsidi karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) senilai 117,62 dollar AS atau lebih tinggi 37 persen bila dibandingkan harga pada Januari 2020.

Sementara itu, harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) pada bulan lalu menyentuh angka 725 dollar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun 2021.

Pertamina menyatakan porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya lima persen dari total konsumsi BBM nasional. Sedangkan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

“Pemerintah melalui Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau, jadi Pertalite, Solar, dan elpiji tiga kilogram dijual dengan harga yang tetap,” jelas Irto Ginting dalam keterangan resminya, Minggu (10/7/2022). (ikh)

  • Bagikan