HATERS

  • Bagikan


Oleh: H. Subuhan, S.Pd, M.Pd

Siapapun kita, pasti punya haters alias penganggu, pembenci. Kata Haters merupakan bahasa gaul berasal dari bahasa Inggris. Haters artinya pembenci atau orang yang benci. Para haters biasa diasosiakan sebagai barisan SMS (susah melihat senang atau senang melihat susah).

Apapun kondisinya, sukses atau gagal ada saja barisan haters. Apalagi jika itu seorang pejabat, pengusaha, atau memiliki usaha/proyek yang maju. Makin tinggi, makin maju sebuah usaha akan seiring bertambahnya para haters.

Ibarat tanaman padi para petani di sawah. Sudah pasti ada gulma atau tanaman penganggu.

Makin luas tanah garapan petani, makin banyak peluang gulma yang tumbuh. Hanya saja, bagaimanapun besarnya gangguan dari tanaman gulma, tak akan mengagalkan petani untuk panen. Hasil panen berupa beras sudah pasti memberi manfaat untuk diri dan keluarganya. Memberi dampak positif bagi masyarakat berupa beras yang bisa dikonsumsi.

Sementara sang gulma bermanfaat sebagai pupuk organik setelah mati dan lapuk karena diracun pestisida atau dibabat petani.

Orang yang punya pembenci justru harusnya bersyukur.

Biasanya keberadaan haters sebagai tanda berada lebih di atas, lebih di depan, dan lebih sukses dari pembencinya. Jika ada yang iri berarti kita lebih sukses. Jika ada yang cerita belakang berarti kita di depan.

Sementara jika ada cerita tentang keburukan kita, yakinlah kita lebih baik dari mereka yang membenci.

Motivator ternama Mario Teguh, memberi tips dan wejangan cara menghadapi pembenci, penghina dan pengfitnah dengan cara mengabaikan. Para haters hanya komentator, bukan player. Jika anda gagal mengabaikan, apakah mereka akan menjamin kehidupan anda. "Abaikan komentar pembencimu," kata Mario Teguh.

Harus bisa menerima dengan iklas bahwa anda ada yang membenci. Tidak naik (sukses) ke tempat apapun jika tak lulus dibenci. Karena semua orang yang di atas itu selalu ada pembencinya. Untuk setiap orang baik selalu ada pembencinya.

Untuk setiap orang yang benar ada pemfitnahnya. Rasul dan nabi pun ada pembenci, pemfitnah, penghianatnya. Maka jangan jauh dari Tuhan, dekat dengan orang-orang baik. Berkomunikasi dengan baik terhadap siapa saja. Kemungkinan akan menjadi pembelamu di kemudian hari.

Para haters, ibarat gulma tak akan bisa menggagalkan petani untuk panen. Hasil tani berupa beras, bermanfaat bagi masyarakat dikonsumsi masyarakat. Sementara para haters biasanya masih berkutat dengan rasa benci, dendam dan iri dalam hatinya. Yang mana hal tersebut merupakan penyakit hati, sesuatu yang dibenci Allah.
Pun, kesuksesan seseorang tak patutlah dibenci dan dicemburui.

Bukankah setiap orang sedang menjalani qada, qadar dan takdir yang ditetapkan Allah sebelum lahir. Maka para haters sebenarnya tabiat iri atau protes dengan kehendak Allah. Secara hakiki tak terima dengan keputusan Allah. Korban haters sesunguhnya tak ada masalah, yang bermasalah adalah haters itu sendiri. Bermasalah dengan dirinya sendiri.

Maka para haters atau pembenci terhadap sesamanya untuk berhati-hati dengan sumpahNya.

" Sesungguhnya orang-orang membencimu, dialah yang akan terputus". Inna syaani aka huwal abtar, (Qs Al Kautzar ayat 3). Kalimat dialah yang terputus, perlu disyara mendalam oleh para ustad.
Wassalam.

Selamat Merayakan Idul Adha 1443 H. (***)
Palopo, 10 Juli 2022

  • Bagikan