* Kerja sebagai Juru Parkir, Malamnya Tidur di Becak
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA-- Seorang pria asal Kabupaten Gowa Sulsel, mengaku telah puluhan tahun meninggalkan kampung halamannya dan merantau di Palopo. Untuk bertahan hidup, ia kerja sebagai juru parkir. Yang penting halal.
Tidak hanya mengharap pemberian uang dari pemilik kendaraan untuk bertahan hidup, pria yang dikenal bernama Muhammad Ilham Sarif (37) ini, juga harus tidur di becaknya.
Selama ini tempat ia nongkrong bersama dengan harta satu-satunya berupa becak, yakni di Jl. Andi Djemma tepatnya seberang jalan depan RS Atmedika Palopo.
Saat ditemui di tempat nongkrongnya bersama tukang ojek, Selasa, 19 Juli 2022, Ilham --sapaan akrabnya-- ini mengaku tidak memiliki keluarga di Kota Palopo. Hidup di jalan sudah lama dialami bersama becaknya sekaligus harta satu-satunya.
Cuaca hujan saat malam hari, tak menyurutkannya tinggal di tempat tongkrongan yang telah lama ditempati bersama para tukang ojek. Saat hujan turun malam hari, dia mengandalkan plastik untuk menutupi becaknya kemudian melanjutkan istirahat.
Tak banyak informasi yang diperoleh dari pria ini. Akan tetapi beberapa tukang ojek yang mengenalnya, mengatakan, pria tersebut sudah puluhan tahun di lokasi tersebut dan sempat tinggal di bawah kolong lapak PKL.
"Puluhan tahun mi dia disini, dulu dia tinggal di bawah kolong lapak yang papan ini. Tapi kan sering dijatuhi puntung rokok sehingga dia tidak lagi tinggal di bawah dan tidur di becaknya atau di pangkalan ojek ini," kata salah seorang tukang ojek.
Disebutkan pula, Ilham ini sempat sakit dan dirawat di RS Atmedika, akan tetapi pihak rumah sakit kebingungan karena dia tidak mengantongi identitas (KTP).
"Sempat kasian dia sakit dan dirawat di sebelah rumah sakit. Saat itu dia hanya tidur saja tidak mau bergerak. Dulu dia sempat dijemput perempuan sama anak kecil dan mengaku sebagai istri dan anaknya. Tapi Ilham ini tidak mau pulang ke kampung dan bahkan tidak mengakui mengenal perempuan anak yang dibawanya itu," sebutnya.
Melihat kondisi Ilham yang hanya mengandalkan pemberian orang untuk bisa makan dan tidur di becaknya, Salluk, seorang supir mobil yang juga di lokasi, dia berharap agar pemerintah melalui dinas terkait dapat memberi solusi kepada pria yang terlunta-lunta di jalan itu.
"Paling tidak bisa dibuatkan KTP atau bagaimanalah, karena kasian juga kalau dengar cerita dari tukang ojek soal hidup pria yang puluhan tahun hidup di jalan dan tidur di becak ini. Padahal pria ini masih muda dan bisa produktif," kata Sallu.
Kadis Sosial Palopo, Awaluddin SSos MSi yang dikonfirmasi melalui, Kepala Bidang Rehabilitas, Hawa, mengatakan, ia akan melakukan koordinasi dengan pemerintahan setempat (Lurah) untuk melakukan pengecekan terhadap pria tersebut.
Dan jika sesuai yang disebutkan bahwa pria tersebut tidak memiliki identitas sebagai warga Palopo dan mengetahui asalnya dari Gowa, langkah yang akan dilakukan yakni mengembalikannya ke tempat asalnya.
"Kita akan melakukan pengecekan terlebih dahulu, mengingat banyaknya warga pendatang seperti demikian di Kota Palopo, akan tetapi sebenarnya banyak dari mereka sudah terungkap sebagai orang yang ekonominya mapan. Dan untuk pria asal Gowa itu kita juga akan mengeceknya, kalau tidak punya keluarga di Palopo tentu kita akan mengembalikannya ke kampung halamannya daripada di Palopo hidup di jalan," kata Hawa.
Selain itu, disebutkan juga oleh perempuan yang aktif melakukan pendampingan terhadap anak ini, dia juga menghimbau kepada warga atau pengguna jalan agar lebih teliti ketika memberi peminta-minta di jalan. Pasalnya kata dia, sudah banyak yang hanya modus mengemis namun hasil penyelidikan yang dilakukan, ternyata tidak sedikit dari mereka merupakan orang yang mampu.
Hati-hati juga kalau mau bantu peminta-minta. Mereka ini kebanyakan dari luar Kota Palopo. Kenapa demikian, karena sudah ada bukti nyata, dimana tim dapati seperti salah seorang pria Lansia yang sering meminta- minta di pasar sentral, dengan tampilan fisik tidak sempurna memakai peci.
''Dia itu sudah naik haji dan pernah ke Kalimantan menggunakan pesawat. Dia itu orang mampu. Kita tidak menyebut semuanya tapi lebih baik teliti kalau mau memberi, jangan sampai niat kita ingin beramal justru membuat mereka menikmati apa yang mereka lakukan (mengemis). Sudah banyak kita ungkap tapi mereka kembali lagi ke Palopo dan main kucing- kucingan dari kami," ungkapnya. (ria)