Mengintip Kamar Barokah di Tanah Suci, Tempat Lampiaskan Hasrat Biologis Suami Istri Usai Berhaji

  • Bagikan
Salah satu kamar yang disiapkan untuk 'Kamar Barokah' bagi pasangan suami istri yang ingin menyalurkan kebutuhan biologisnya. --net--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKKAH-- Ada yang tidak biasa usai berhaji di Tanah Suci. Saat ini, disiapkan kamar barokah di Makkah bagi jamaah haji pasangan suami istri (pasutri). Karena, sebelumnya, selama pelaksanaan ibadah haji 42 hari, jamaah haji pasutri harus rela 'pisah ranjang'.

Menurut aturan, selama menjalankan ibadah haji, pasangan suami istri tidak bisa tinggal sekamar di hotel. Kamar jamaah haji laki-laki dan wanita dipisahkan.

Namun ternyata, ada kamar barokah di Tanah Suci Makkah setelah selesai melakukan rukun haji. Tentunya kamar barokah ini diperuntukkan untuk kebutuhan dasar suami istri.

Setelah melakukan rangkaian haji, aturan larangan pun gugur. Termasuk melakukan hubungan suami istri.

Kamar barokah ini muncul dari 'kegelisahan' jamaah haji pasutri. Hal ini berawal dari diskusi beberapa petugas haji Indonesia dengan Amirul Hajj Khoirul Muttaqin, ketika mendengarkan progres pelayanan jamaah haji yang dilakukan PPIH di sektor 5 Misfalah.

Disampaikan oleh HM. Ziyad salah satu pembimbing ibadah yang sekaligus menjadi tempat konsultasi jamaah.

Beberapa jamaah haji yang didampingi memberanikan diri menanyakan apakah ada fasilitas Ghurfatul Barokah/Kamar khusus pasutri yang bisa disiapkan untuk pasangan suami istri jika nanti sudah selesai rukun haji untuk bisa beribadah khusus dengan pasangannya.

Sementara itu, di sektor 1 Mahbas Jin secara kasat mata, petugas haji Mashuri Masyhuda juga mengamati kebutuhan serupa. Setidaknya ini tergambar dari salah satu jamaah yang saat mencuci pakaian menunjukkan perhatian khusus kepada suaminya dengan membelai rambutnya sambil cari uban yang cukup mesra.

"Suasana demikian menunjukkan betapa perlunya dipikirkan solusi alternatif untuk mengantisipasi agar aktivitas kebutuhan ibadah suami istri ini bisa disikapi dengan bijaksana agar tidak menimbulkan hal-hal yang kurang pantas terjadi," kata Mashuri dalam keterangannya seperti dikutip Media Center Haji (MCH), Minggu 17 Juli 2022 yang dilansir okezone.

Sementara itu, cerita kamar barokah disampaikan Petugas Haji Daerah asal Surabaya Dikky Syadqomullah, kloter 25 Rombongan 8, 9 dan 10 Kabupaten Sidoarjo.

Sebagai gambaran ketiga rombongan jamaah haji ini terdiri dari sekitar 90 orang jamaah yang setidaknya ada 90% jamaah haji yang pasangan suami istri. Mereka ditempatkan di hotel Arkan Bakkah 1 Mahbas Jin Sektor 1.

Awal pembahasan terkait Ghurfatul Barokah (kamar pasutri) ini terjadi setelah proses tahap akhir rangkaian rukun haji selesai ditunaikan oleh semua jamaah haji, yakni tawaf ifadha-sa'i dan Tahallul. Rangkaian tersebut juga menandakan berakhirnya semua larangan semasa ihram termasuk hubungan suami istri.

Salah satu pasangan ada yang mengusulkan ke ketua rombongan agar posisi pengaturan kamar jamaah bisa disesuaikan ulang dengan usulan satu kamar di isi 3 pasang keluarga, dengan asumsi mereka bisa lebih dekat dengan pasangan masing-masing.

Sontak usulan tersebut menimbulkan pro dan kontra dari jamaah. Ada yang merasa berat karena harus berkemas barang jadi ribet dan ada yang sudah merasa cocok dengan teman sekamar yang diatur sejak awal.

Kebuntuan saran dan diskusi soal ini, coba dipecahkan solusinya oleh Dicky sebagai petugas yang tergolong masih muda.

Bermufakat dengan 4 orang penghuni kamarnya di 310 agar bersedia merelakan kamarnya untuk jadi fasilitas Ghurfatul Barokah agar mereka juga bisa dapat Barokah ibadah khusus itu. Karena mereka yang berempat juga berangkat dengan istrinya tapi pisah kamar.

Akhirnya berhasil meyakinkan penghuni 2 kamar yang lain yang juga bersepakat berkontribusi menawarkan solusi.

Kesepakatan tersebut disampaikan kepada Ketua Rombongan (Karom) untuk kemudian diatur mekanisme dan waktu penggunaan Ghurfatul Barokah yang sudah ditunggu-tunggu oleh banyak jamaah pasutri.

Kamar 302, 306, dan 310 menjadi "taman surga" di lantai 3 hotel Arkan Bakkah 1, kabarnya sudah mulai diaktivasi sejak tanggal 14 Juli dengan isyarat-isyarat tertentu.

Demikian cerita menggembirakan ini disampaikan Dicky kepada Mashuri Masyhuda, sebagai salah satu solusi mengentaskan kendala teknis ibadah biologis pasangan suami dan istri yang ingin menyempurnakan keberkahan di Tanah Suci,.

Mereka mungkin saja berharap bisa menanam benih kebaikan yang kelak akan menjadi keturunan-keturunan yang diberkahi Allah SWT. (net/pp)

  • Bagikan