PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Usai diperiksa dari Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), nampak Bharada E atau Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu memperlihatkan sesuatu. Seperti, ingin memberikan pesan tersembunyi kepada publik saat meninggalkan gedung Komnas HAM, pada Selasa (26/4/2022) malam.
Bharada E meninggalkan gedung Komnas HAM sekitar pukul 18.20 WIB. Sebelumnya ia datang belakangan sekitar pukul 13.20 WIB.
Kedatangan Bharada E itu untuk memenuhi penggilan dan pemeriksaan Komnas HAM terkait tewasnya Brigadir Joshua atau Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat.
Keluar dari Komnas HAM, Bharada E terlihat buru-buru dengan kawalan ketat anggota kepolisian.
Ia menjalani pemeriksaan selama lebih kurang lima jam lamanya.
Lagi-lagi, cecaran pertanyaan wartawan yang sudah menunggu sejak siang, tak satupun dijawab Bharada E.
Akan tetapi, anggota Brimob asal Manado itu seperti ingin menyampaikan pesan tersembunyi kepada publik.
Itu dilakukan Bharada E dengan mengatupkan kedua tangannya tepat di depan dadanya.
Gestur tersebut sebagaimana lazimnya orang yang ingin menyampaikan permohonan maaf.
Bahkan, bukan hanya sekali gestur ‘minta maaf’ itu dilakukan. Melainkan sampai dua kali.
Tak diketahui jelas maksud pesan tersembunyi Bharada E itu.
Apakah meminta maaf karena tak bisa menjawab pertanyaan wartawan, atau permintaan maaf terkait kematian Brigadir Joshua.
Ataukah justru ada hal lain yang mendasari gestur minta maaf Bharada E itu.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, Bharada E telah menjelaskan peristiwa yang menewaskan Brigadir Joshua di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
“Sepanjang yang kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal. Salah satunya adalah soal menembak,” ungkap Anam.
Sayangnya, Anam tak merinci soal ‘menembak’ sebagaimana dimaksud.
Anam juga menyampaikan bahwa Komnas HAM sampai saat ini belum mengambil kesimpulan hasil pemeriksaan yang dilakukan atas ajudan Ferdy Sambo itu.
Anam juga tak memberikan pernyataan tegas bahwa Bharada E adalah pelaku penembakan Brigadir Joshua.
Dia hanya menyampaikan bahwa Komnas HAM sangat terbuka dan meminta penjelasan deskriptif dari para ajudan Ferdy Sambo.
Choirul Anam menegaskan, seluruh hasil pemeriksaan kematian Brigadir Joshua nantinya akan disusun dalam sebuah laporan. Baru kemudian disampaikan kepada publik. (ps/pp)