Daging Hewan PMK Aman Dikonsumsi

  • Bagikan
Dokter Spesialis Gizi dan Nutrisi RSU St Madyang-RSUD dr Palemmai Tandi, dr Silvia Hamdani

Dokter Gizi: Masak Daging Sampai Matang

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah menyerang hewan seperti sapi dan kambing menimbulkan keresahan. Banyak orang bertanya apakah daging dari hewan yang terinfeksi aman untuk dikonsumsi atau tidak.

Dokter spesialis gizi dan nutrisi di RSU St Madyang, dr Silvia Hamdani mengatakan pada dasarnya, PMK tak memberikan pengaruhnya terhadap kandungan gizi dalam daging yang dikonsumsi.
"Tidak terpengaruh. Gizi dan protein hewani dari hewan yang terkena PMK itu tidak akan berkurang,'' sebut dr Silvia kepada Palopo Pos, Selasa 26 Juli 2022.

Dokter gizi yang bertugas di RS Bintang Laut dan RSUD dr Palemmai Tandi ini menyarankan agar masyarakat memasak daging hewan dengan matang agar berbagai bakteri dan virus bisa benar-benar mati, apalagi di tengah merebaknya PMK.

"Kalau dimasak rendang atau dibuat sop yang butuh proses memasak lama, saya pikir masih bagus ya, tidak apa-apa. Tapi kalau dibakar, dibuat steak atau sate itu masih khawatir karena tidak tahu penyakit ini penularan ke manusia bagaimana," kata dia.

Dokter Ahli gizi itu menjelaskan virus PMK pada hewan hanya menyerang beberapa bagian tubuh pada hewan, sehingga penting untuk masyarakat untuk menghindari bagian yang terjangkit virus.
"Artinya yang kita makan kan cuma dagingnya, semoga hanya dagingnya, jadi kalau dagingnya selama dimasak dengan matang betul itu tidak apa-apa," ucapnya.

Menurutnya salah satu hal yang paling mudah dilakukan masyarakat yang hendak mengonsumsi daging dengan aman di tengah adanya wabah adalah dengan menghindari konsumsi jeroan hewan ternak.
"Selama itu daging masih oke, lagian juga jeroan itu kan bukan bagian yang layak dimakan," ucapnya.

Di samping kolesterol yang tinggi, menurutnya konsumsi jeroan ditengah kondisi seperti saat ini dengan adanya virus PMK sangat rentan untuk dikonsumsi. Meski virus PMK pada hewan tidak menular ke manusia, namun masih banyak virus lain yang belum tentu diketahui dan bisa masuk ke tubuh manusia jika dikonsumsi.

"Di situasi seperti ini, justru kita itu harus memelihara kesehatan, buka malah bikin penyakit baru, dalam kondisi normal pun misal tidak ada penyakit hewan sebaiknya jeroan memang tidak dimakan," tegasnya.

PENYEBARAN PMK SANGAT CEPAT
Sementara itu, Kabid Keswan dan Kesmavet, drh Burhanuddin Harahap mengatakan, hewan yang berdampak PMK langsung dipotong bersyarat sesuai aturan yang ada.

"Yang punya ciri-ciri PMK kita langsung potong bersyarat di rumah pemotongan dan didampingi langsung oleh dokter hewan," jelasnya.
Kendati PMK sudah masuk ke Kota Palopo, drh Bur menjamin tidak mempengaruhi kesehatan daging yang dijual di pasaran.
"Semua daging yang dijual di Kota Palopo layak konsumsi, karena hewan yang berdampak kita lakukan proses penyembelihan bersyarat sesuai standar," katanya.

Untuk meminimalisir beredarnya penyakit tersebut, ia meminta kepada seluruh pengusaha peternakan agar melakukan desinfeksi ke kandangnya menggunakan desinfektan.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar proses penyaluran hewan keluar dan masuk ke Kota Palopo dihentikan sementara.
"Jangan memasukkan dan mengeluarkan hewan ternak karena penyebaran PMK sangat cepat apalagi penyakit ini bisa melalui udara," tegasnya.(rhm/idr)

  • Bagikan