PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kopi memang menjadi minuman favorit. Bahkan, boleh dikata minuman wajib tiap hari. Khusus bagi pecandu, terasa hambar hidup ini kalau tidak meminum kopi seharian.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa mengonsumsi kopi tiap hari dalam jumlah tertentu yakni kisaran tiga hingga empat gelas bisa mengurangi resiko kematian. Bahkan bisa menekan resiko serangan jantung. Bahkan, terbukti bisa turunkan risiko kanker prostat.
Kemudian kebiasaan ngopi ini terus dilakukan secara berulang, bahkan pada saat seseorang sedang tidak dalam kondisi fit dan memerlukan konsumsi obat-obatan tertentu? Lalu menjadi pertanyaan apa hubungan konsumsi kopi dengan obat-obatan?
Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM kemudian menjelaskan hal ini melalui unggahan pesan di kanal twitter pribadinya. Zubairi Djoerban merupakan seorang dokter yang dikenal sebagai penemu pertama dan menangani kasus HIV dan AIDS di Indonesia.
Beberapa hal perlu diperhatikan, dalam konsumsinya harus diseimbangkan dengan pola hidup sehat. Seperti konsumsi buah dan sayur agar kopi bisa menjadi bagian dari hidup sehat Anda. Selain itu, dalam mengonsumsinya bersama obat memerlukan konsultasi ke dokter terkait. Seperti beberapa penjelasan berikut ini.
Konsumsi Kopi Bersama dengan Glimepiride
Glimepiride adalah obat yang biasanya diresepkan kepada penderita diabetes tipe 2. Dalam konsumsi obat jenis ini harus diselingi dengan mengatur pola makan serta lakukan olahraga secara teratur.
Lalu apa hubungannya dengan kopi? Faktanya konsumsi kopi bisa meningkatkan kadar gula dalam darah untuk orang tertentu. Akibatnya, kopi akan akan berlawanan dengan efek glimepiride. Untuk itu, Anda sebagai penderita diabetes dan hobi minum kopi, perlu mengontrol kadar gula secara berkala.
Konsumsi Kopi Bersama Teofilin
Jika sebelumnya konsumsi obat diabet akan berlawanan dengan kopi, maka lain halnya dengan obat teofilin. Kopi nyatanya mampu tingkatkan dosis teofilin. Bagaimana maksudnya? Kafein dan teofilin memiliki efek sama yakni untuk relaksasi otot guna membuka saluran napas.
Bagi penderita asma tentu ini adalah hal yang tidak baik karena mampu meningkatkan efek dari kedua bahan tersebut baik dari cara kerjanya, keefektifan hingga efek samping saat dikonsumsi dalam waktu berdekatan.
Pada dosis 150 miligram bagi pasien yang konsumsi kopi setelahnya maka bisa mengakibatkan pasien tersebut gemetar. Jika ingin konsumsi kopi, menurut Zubairi Djoerban harus berjarak satu hingga dua jam. Namun, lebih baik konsultasikan dengan dokter.
Nyatanya konsumsi kopi dengan obat tertentu dapat menyebabkan efek tertentu bagi tubuh seseorang. Efek ini mungkin akan berbeda bagi satu orang dengan yang lainnya. Lebih disarankan untuk tidak konsumsi cairan selain air putih setelah minum obat dalam jangka waktu tertentu.
Satu lagi, penelitian menyatakan bahwa perempuan yang sedang hamil sebaiknya menghindari konsumsi kopi karena memiliki resiko abortus. Dari dr. Zubairi Djoerban menyarankan untuk menghindari kebiasaan ngopi bagi perempuan. (fjr/pp).