PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Sabtu besok, 30 Juli 2022, bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah. Bagi umat Islam, memaknai tahun baru Islam pasti memiliki kesan mendalam. Tahun baru Islam dirayakan pada 1 Muharram tahun Hijriyah.
Berbeda dengan merayakan tahun baru masehi, umat muslim mempunyai cara sendiri dalam memaknai dan menyongsong tahun baru Islam. Merayakan Tahun Baru Islam dengan Meneladani Kisah Hijrah Rasulullah.
Bulan ini menjadi salah satu dari empat bulan mulia di dalam Islam selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Bulan Muharram juga disebut sebagai syahrullah al Asham yang berarti Bulan Allah yang sunyi. Maka selain dilarang berperang, umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan amalan-amalan baik, salah satunya adalah puasa.
Rektor IAIN Kota Palopo, Prof Dr Abdul Pirol, M.Ag mengatakan, 1 Muharram adalah tahun baru berdasarkan penanggalan hijriyah yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Islam. Saat ini, umat Islam memasuki tahun 1444 Hijriyah.
''Hikmah tahun baru adalah mengingatkan perjalanan kehidupan umat manusia yang dalam pandangan agama Islam seharusnya bernilai kebaikan. Juga agar manusia menyadari pentingnya "waktu" atau "masa" yang akan terus berjalan tanpa pernah menunggu,'' kata Prof Dr Pirol kepada Palopo Pos, Kamis 28 Juli 2022.
Ia menyebutkan, 'ada ungkapan dalam Islam, "orang yang beruntung adalah yang keadaannya hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini". Sebaliknya dikatakan sebagai orang yang rugi adalah yang keadaannya hari ini sama dengan kemarin.
Seterusnya dikatakan sebagai orang yang dilaknat manakala keadaannya hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Karena itu, pergantian tahun seharusnya menjadi ajang muhasabah atau evaluasi diri.
''Tahun Baru 1 Muharram juga sekaligus dijadikan momentum untuk motivasi diri agar meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan,'' jelasnya.
Untuk lebih rinci akan makna Tahun Baru 1 Muharram ini, Dr Pirol menjelaskan yakni pertama, makna tahun baru 1 Muharram adalah sebuah momentum akan perubahan ke tahun yang baru.
Kedua, memperingati hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Tahun baru Islam memiliki arti hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju ke Madinah dan menjadi peristiwa penting lahirnya Islam sebagai agama yang berjaya. Dari hijrah tersebut, Islam mulai mengalami perkembangan yang pesat dan makin luas sampai ke Mekkah dan beberapa daerah di sekitarnya.
Ketiga, semangat perjuangan tanpa putus asa. Makna tahun baru Islam yang berikutnya dapat diartikan sebagai semangat perjuangan tanpa
mengenal rasa putus asa serta optimisme yang tinggi, yakni semangat hijrah dari hal buruk menuju hal yang lebih baik.
Kelima, momen Muhasabah atau Introspeksi diri. Makna tahun baru Islam yang berikutnya adalah sebagai momen introspeksi diri atau
muhasabah.
"Dalam menyambut tahun baru Islam, kita bisa merenungkan perbuatan kita di tahun-tahun sebelumnya dan merencanakan tujuan di tahun yang baru ini dengan resolusi-resolusi yang Anda tetapkan sendiri," pungkasnya.(rhm/idr)