Sejak Januari, Sudah Terjadi 141 Kali Gempa

  • Bagikan
Suasana diskusi publik Renkon Bencana Gempa, yang digelar BPBD Luwu Timur di Aula Sasana Praja Kantor Bupati Luwu Timur, Kamis 28 Juli 2022.

-Diskusi Publik Renkon Bencana Gempa

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MALILI -- Kondisi wilayah Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar berada pada kawasan pegunungan dan perbukitan sangat membuka peluang terjadinya bencana alam. Sejak Januari 2022, sudah terjadi 141 kali gempa.

Hal ini terungkap pada kegiatan diskusi publik Rencana Kontijensi (Renkon) Bencana Gempa, yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Aula Sasana Praja Kantor Bupati Luwu Timur, Kamis 28 Juli 2022.

Diskusi tersebut dibuka Bupati Luwu Timur yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aini Endis Anrika, dengan menghadirkan narasumber dari Pemerhati Kebencanaan Sulsel sekaligus Staf Ahli BPBD Provinsi Sulsel, Jasmani Ghadi, M.Si dan Prof. Dr. Adi Maulana, Phd sebagai Pakar Kegempaan yang akan membawakan materinya secara virtual.

Kepala Pelaksana BPBD Luwu Timur, Muhammad Zabur mengungkapkan, secara history kondisi Kabupaten Luwu Timur sudah terjadi 141 kali gempa sejak Januari hingga 26 Juli lalu.
Jika dibandingkan tahun lalu (2021), kata Zabur, dari Januari sampai dengan Desember, terjadi 164 kali gempa.

"Jadi ada peningkatan terjadinya gempa. Oleh karena itu, tujuan dari penyusunan dokumen Rencana Kortijensi adalah sebagai suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana kedepan berdasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi namun juga belum tentu terjadi, tapi kemungkinan besar itu bisa saja terjadi," katanya.

Ia berharap kepada pemangku kepentingan untuk senantiasa bersatu padu dalam hal memberikan pengarusutamaan penanganan, karena aktifitas pertumbuhan ekonomi Luwu Timur cukup tinggi tetapi kalau terjadi bencana bisa membuat kita kembali berangkat dari nol.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Aini Endis Anrika mengatakan,

Kondisi wilayah Kabupaten Luwu Timur, yang sebagian besar berada pada kawasan pengunungan dan perbukitan sangat membuka peluang terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan gempa bumi serta ancaman bencana lain yang ditimbulkan oleh tata ruang dan tata wilayah yang tidak responsif terhadap kemungkinan terjadinya bencana.

"Dan kita ketahui bahwa Kabupaten Luwu Timur termasuk dalam kelompok 136 daerah kabupaten/kota merupakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi nasional yang berisiko tinggi terhadap ancaman bencana," beber Aini Endis Anrika.

Untuk itu, kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan pemerintah daerah khususnya BPBD, Lembaga/Organisasi, dan PD dalam merespon dengan benar keadaan darurat serta potensi dampak yang dapat ditimbulkan akibat bencana.

"Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi dukungan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, oleh sebab itu, inisiasi dari lintas sektor pada pertemuan ini diharapkan dapat tersinkronisasi dan menghasilkan dokumen yang bersinergi," tandas Mantan Kadis Transnakerin tersebut.

Turut hadir Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Alimuddin Nasir, Perwira Penghubung, Mayor CBA Bachtiar, Camat, perwakilan PD terkait, Korpos Unit Siaga SAR Luwu Timur, Tim SAR, PMI, dan Basarnas.(krm/rhm)

  • Bagikan