Waspada Hujan Lebat hingga Pagi Juga Terjadi Fenomena Suhu Dingin

  • Bagikan
FOTO ILUSTRASI HUJAN LEBAT

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Selama beberapa hari terakhir Tana Luwu dan Toraja kembali diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Waktu turunnya hujan pun terjadi saat dinihari sampai pagi.
Dari prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar, Kamis 28 Juli 2022 dijelaskan, sebagian besar daerah di Sulsel cerah berawan.

Namun beberapa wilayah juga berpotensi mengalami hujan ringan diantaranya Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Palopo. Sementara untuk malam hari seluruh wilayah di Sulsel pada umumnya hanya berawan.

Sementara pada waktu dinihari, hujan ringan berpotensi mengguyur wilayah Sinjai, Bulukumba, dan Luwu.
Adapun kondisi udara berasa pada suhu 20 sampai 32 derajat celsius. Kelembapan udara 60 sampai 95 persen.

Sedangkan ketinggian gelombang laut antara 1.25-2.5 m terjadi di Perairan Pare-Pare, Perairan Spermonde Makassar, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian selatan, dan Laut Flores bagian barat.

Rough Sea (Gel. 2.5-4.0 m) terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Kep. Selayar, Perairan timur Kep. Selayar, Perairan Kep. Sabalana, Laut Flores bagian utara, Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian utara, dan Laut Flores bagian timur.

Dikatakan Prakirawan BMKG Makassar, Amhar Ulfiana, kalau untuk Tana Luwu, hujan mulai turun sekira pukul 05.00 Wita hingga pukul 08.00 Wita.

Untuk itu, pihak BMKG kembali mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk mempersiapkan segala kebutuhan seperti payung atau jas hujan ketika akan beraktivitas di pagi hari.

Suhu Dingin
Beberapa wilayah Indonesia mengalami suhu dingin. Bahkan, sejumlah masyarakat menyampaikan bahwa suhu terasa sangat dingin terutama saat menjelang pagi hari.

Memang, beberapa waktu terakhir, suhu udara di sebagian wilayah Pulau Jawa terasa lebih dingin dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan peristiwa alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin.

Perlu diketahui, puncak musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juli hingga September mendatang. “Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju periode puncak musim kemarau,” kata Miming dilansir dari Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Apa tanda puncak musim kemarau? Miming menyampaikan, periode puncak musim kemarau ditandai oleh pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia.

Pada bulan Juli, lanjut dia, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia. “(Monsoon) bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin,” ujar Miming.

Hal tersebut mengakibatkan suhu di beberapa wilayah Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa lebih dingin.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version