Kasus PMK di Tana Toraja Bertambah Jadi 51 Ekor, Ini Salah Satu Penyebabnya Versi Dinas Peternakan

  • Bagikan

Salah satu kerbau yang ditemukan memiliki gejala PMK di wilayah Kecamatan Makale beberapa saat lalu. --,risna--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TANA TORAJA - Pemerintah Kabupaten Tana Toraja masih menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayahnya.

Cara dilakukan salah satunya yaitu melarang hewan ternak dari luar daerah masuk ke Tana Toraja, dengan cara penjagaan di perbatasan oleh Tim Terpadu Penanganan PMK.

Namun, seiring berjalan kebijakan tersebut, ada saja ternak seperti kerbau tetap saja lolos masuk ke kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Cek per cek, diketahui ternyata peternak masuk dan menjual kerbau ke Tana Toraja melalui jalan tikus untuk menghindari petugas gabungan yang bersiaga di pos perbatasan.

Salah satu dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja, drh Lerin menjelaskan akibatnya dampak kasus PMK kini kian bertambah dan tercatat 51 kerbau positif PMK.

“Padahal kemarin-kemarin itu sudah stuck diangka 28, tidak naik signifikan,” ujar Lerin, Sabtu (30/7/2022).

Menurut Lerin kasus PMK meningkat diakibatkan banyak peternak masuk ke Tana Toraja menjual kerbau melalui jalan tikus di beberapa desa dan dominan peternak tersebut berasal dari Toraja Utara.

“Ada kerbau dari Toraja Utara menyusup lewati jalan tikus masuk ke Tana Toraja, sehingga kami beranggapan itu yang membuat kasus PMK bertambah,” katanya.

Namun, untuk menangani itu pihaknya sementara gencar melakukan patroli yang bertujuan mencegat ternak masuk ke wilayah Tana Toraja lagi.

Lerin menjelaskan, meski kasus PMK di Tana Toraja bertambah, angka kesembuhan kerbau yang sebelumnya positif juga terus meningkat.

“Dari 51 kasus PMK di Tana Toraja, 31 kerbau diantaranya sudah dinyatakan sembuh secara klinis, dan tidak ada lagi gejala serta belum ada kematian pada kerbau,” tutupnya. (risna)

  • Bagikan

Exit mobile version